Kok heran? Keheranan ini hanya pantas untuk kamu-kamu yang sekolahnya ndeso, di pedalaman atau gak sekolah sekalian. Saya menyayangkan bahwa anggaran ini dihapus oleh Dinas Pendidikan. Padahal ini penting.
Bolpoint yang harganya per buah itu 105 ribu adalah representatif dari semangat pendidikan yang harus meningkat.Â
Lagi-lagi ini simbol yang ingin di tunjukan Anies bahwa pendidikan kita harus berkelas. Kita harus menghormati alat tulis meskipun itu sekedar bolpoint.
Anies ingin mengajarkan ke kita bahwa bolpoint itu mahal, jangan sembarangan pakainya. Tidak ada lagi cerita pinjam bolpoint kawan lalu lupa mengembalikan, sama lupanya dengan mengembalikan korek api. Kan KZL.
Kenapa sih korek api atau bolpoint sering hilang? Ini fenomena, jawabannya apalagi kalau bukan karena harga bolpoint itu murah, 3 ribu perak. Alhasil, tanggung jawab kita rendah terhadap bolpoint.
Misal saja, satu bulan kita kehilangan 10 bolpoint, artinya setiap bulan kita kehilangan 30.000 rupiah, coba kalikan setahun, kita kehilangan 360 ribu rupiah secara cuma-cuma, konyol kan?
Dinas Pendidikan Ibukota ingin memperbaiki kualitas pendidikan kita sekaligus melatih hidup hemat, salah satunya dengan peningkatan taraf hidup bolpoint. Sungguh brilian.
Mosok yang kayak gini masih di komentari. What's goin on people??
3. Konsultan Kampung Kumuh
Yang seperti ini kalian kritik, kalian paham gak sih kalau cita-cita Pemda DKI itu ingin maju kotanya? 20 Milyar untuk tiap-tiap RW mah kecil.Â
Gubernur ingin membangun kampung kumuh tadi menjadi Disneyland atau minimal sekelas kampung Shirakawa di Jepang.