Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Ribut Lagi! Mari Berpikir Positif Soal RAPBD DKI Jakarta dan Anies

16 November 2019   09:37 Diperbarui: 16 November 2019   09:38 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kok heran? Keheranan ini hanya pantas untuk kamu-kamu yang sekolahnya ndeso, di pedalaman atau gak sekolah sekalian. Saya menyayangkan bahwa anggaran ini dihapus oleh Dinas Pendidikan. Padahal ini penting.

Bolpoint yang harganya per buah itu 105 ribu adalah representatif dari semangat pendidikan yang harus meningkat. 

Lagi-lagi ini simbol yang ingin di tunjukan Anies bahwa pendidikan kita harus berkelas. Kita harus menghormati alat tulis meskipun itu sekedar bolpoint.

Anies ingin mengajarkan ke kita bahwa bolpoint itu mahal, jangan sembarangan pakainya. Tidak ada lagi cerita pinjam bolpoint kawan lalu lupa mengembalikan, sama lupanya dengan mengembalikan korek api. Kan KZL.

Kenapa sih korek api atau bolpoint sering hilang? Ini fenomena, jawabannya apalagi kalau bukan karena harga bolpoint itu murah, 3 ribu perak. Alhasil, tanggung jawab kita rendah terhadap bolpoint.

Misal saja, satu bulan kita kehilangan 10 bolpoint, artinya setiap bulan kita kehilangan 30.000 rupiah, coba kalikan setahun, kita kehilangan 360 ribu rupiah secara cuma-cuma, konyol kan?

Dinas Pendidikan Ibukota ingin memperbaiki kualitas pendidikan kita sekaligus melatih hidup hemat, salah satunya dengan peningkatan taraf hidup bolpoint. Sungguh brilian.

Mosok yang kayak gini masih di komentari. What's goin on people??

3. Konsultan Kampung Kumuh

Yang seperti ini kalian kritik, kalian paham gak sih kalau cita-cita Pemda DKI itu ingin maju kotanya? 20 Milyar untuk tiap-tiap RW mah kecil. 

Gubernur ingin membangun kampung kumuh tadi menjadi Disneyland atau minimal sekelas kampung Shirakawa di Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun