Kata-kata "sementara" ini rancu, jika masih berstatus sementara, kenapa Anies Baswedan terlihat kesal di video tersebut? Bukankah lazim jika Anies sudah mendapat laporan dari bawahan terlebih dahulu, apalagi jika ada anggaran ganjil yang berpotensi jadi polemik masyarakat?Â
Jika normal, Anies hanya akan bilang, "bapak ibu, ini terlihat ganjil tapi anggaran ini masih sementara, sedang di kaji lebih detail untuk kebutuhan yang harusnya menjadi prioritas".
Jadi sekali lagi, menurut saya, kaitan antara video tersebut dengan penyataan pejabat Pemprov tidak nyambung sama sekali. Entah mana yang harus dipercaya.
Tapi baiklah saya tidak akan menghakimi Anies Baswedan dengan niatan ini-itu, tapi pembelajaran bagi kita semua bahwa secanggih-canggihnya sistem, yang namanya sistem hanyalah alat! Sistem hanyalah tools untuk mempermudah operator dalam beroperasi.
Sistem e-budgetting hanyalah alat untuk mempermudah konsumen (masyarakat) untuk melihat (check and balance) transparansi Pemerintah Daerah dalam mengatur anggaran, agar tidak ada hal-hal aneh.Â
Sistem, apapun dan secanggih apapun itu, tergantung dari sumber input. Jika yang di input sampah, yang keluar tetap sampah.
Jadi yang dilakukan William sebagai perwakilan rakyat daerah sudah betul. Yang William lakukan adalah melakukan check and balance dari yang namanya sistem itu tadi. Apa gunanya sistem jika tidak bisa sebagai alat kontrol?
Justru harusnya Anies berterima kasih kepada William, bukan lantas mengatakan bahwa PSI adalah partai yang cari panggung. William telah membantu Anies untuk membuktikan bahwa jangan-jangan Anies memelihara "singa lapar" di dalam tubuh Pemprov DKI.
Ada aktor-aktor lapar yang berniat mempermainkan anggaran, atau bisa juga berniat sengaja menjatuhkan citra Anies di mata masyarakat. Sehingga seyogyanya jika Anies tidak memakai jurus ngeles, tapi justru segera melakukan evaluasi menyeluruh, baik terhadap pejabat Pemprov maupun eselon di bawahnya.
Lebih elok jika Anies meminta maaf dan berjanji untuk memperbaiki kinerja jajaran Pemprov dan sistem tersebut daripada menyalahkan pejabat sebelumnya, apalagi menuduh anggota DPRD cari panggung, bahkan SBY pun tidak pernah menyalahkan Pemerintah sebelumnya padahal SBY kebagian warisan yang masih kacau balau, begitupula Jokowi atau sekelas Gubernur seperti Foke dan Sutiyoso. Mereka pemimpin yang sibuk memperbaiki diri di masa jabatannya.
Jika Anies menuduh sistem tidak smart, harusnya sejak 2017 beliau fokus memperbaiki sistem tersebut, toh sudah dua tahun beliau menjabat, sudah tiga kali terjadi rapat RAPBD, yaitu RAPBD 2018, 2019 dan 2020. Kenapa baru berkomentar sekarang ketika keganjilan ini terbongkar?