Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Filosofi Didi Kempot dalam Menghadapi DPR "New Era"

6 Oktober 2019   11:09 Diperbarui: 6 Oktober 2019   11:35 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika seorang mengatakan bahwa Didi Kempot adalah semesta yang lain, maka saya pun berhak berkata bahwa Didi Kempot justru sebuah dimensi yang lain, yaitu dimensi jiwa.

Didi Kempot pernah berkata bahwa lagu-lagu yang patah hati, sedih dan sakit justru mengajarkan kita untuk tetap kuat dalam menjalani hidup.

Disini saya terhenyak, tersihir seperti juga ratusan kawula muda di Balai Kota Solo waktu sore itu.

Seakan beliau ingin berkata, bahwa biarlah DPR bertingkah tapi hidup kita harus tetap berjalan, ah sungguh kita disuguhkan kembali era romantisme ala Oliver Goldsmith versi patah hati lengkap dengan gaya heroic couplet.

Ketika dulu The Solitarity Reaper bergaung dengan semangat revolusi Perancisnya, maka biarlah The Balapan Station ini membaur bersama revolusi patah hati.

Patah hatinya sobat ambyar sambil menyerutup segelas es kopi susu ditemani remah-remah senja.

Ambyaar tenaan...

***

Ditulis pertama di www.ryokusumo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun