Jika seorang mengatakan bahwa Didi Kempot adalah semesta yang lain, maka saya pun berhak berkata bahwa Didi Kempot justru sebuah dimensi yang lain, yaitu dimensi jiwa.
Didi Kempot pernah berkata bahwa lagu-lagu yang patah hati, sedih dan sakit justru mengajarkan kita untuk tetap kuat dalam menjalani hidup.
Disini saya terhenyak, tersihir seperti juga ratusan kawula muda di Balai Kota Solo waktu sore itu.
Seakan beliau ingin berkata, bahwa biarlah DPR bertingkah tapi hidup kita harus tetap berjalan, ah sungguh kita disuguhkan kembali era romantisme ala Oliver Goldsmith versi patah hati lengkap dengan gaya heroic couplet.
Ketika dulu The Solitarity Reaper bergaung dengan semangat revolusi Perancisnya, maka biarlah The Balapan Station ini membaur bersama revolusi patah hati.
Patah hatinya sobat ambyar sambil menyerutup segelas es kopi susu ditemani remah-remah senja.
Ambyaar tenaan...
***
Ditulis pertama di www.ryokusumo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H