Disinilah pentingnya update teknologi informasi, minimal informasinya dulu. 81% economic interest yang dilaporkan adalah kondisi sebelum divestasi saham Freeport oleh Inalum. Nah kan, bagaimana kita bisa memberikan info update ke rakyat jika informasi yang kita terima sendiri begitu terlambat, bahkan salah?
Yang terjadi adalah informasi yang berpotensi hoaks, meskipun seharusnya bukan hoaks, namun terlambat atau salah informasi. Begitu fatal bukan?
Disinilah peran Pemerintah dengan sistem Digital Melayani. Jokowi ingin mengatakan, layani rakyat dengan keterbukaan, jangan persulit rakyat. Bahkan mendaftar Rumah Sakit BPJS pun ada digitalnya, namanya Aplicares.
Di Aplicares, kita bisa melihat Rumah Sakit mana yang bekerja sama dengan BPJS, langsung update di lokasi tempat kita berada, asal ada jaringan internet.Â
Caranya: di halaman utama, arahkan kursor ke menu "pencarian", pilih Jarak Terdekat. Lihat menu Pencarian Data Faskes, pilih Rumah Sakit, lalu klik "Cari Faskes", izinkan handphone atau laptop anda melacak keberadaan anda, dan taraaa...daftar Rumah Sakit pun bermunculan.
Pengalaman pribadi ketika ibunda saya terserang stroke ringan, adik saya langsung dengan cepat bisa menentukan harus ke Rumah Sakit mana, Rumah Sakit yang bagus dan bekerjasama dengan BPJS. Ibu saya pun tertolong,Â
Lho, kan harus lewat rujukan sana-sini yang merepotkan dulu mas? Ah, pasti kamu belum baca, atau malas baca ini ya: BACA NIH!
Untuk pasien Gawat Darurat tidak diperlukan lagi rujukan, kalaupun harus dirujuk, maka yang terpenting status gawat daruratnya menurun dulu. Tidak boleh pasien dibiarkan tanpa pelayanan.
Kan masih banyak Rumah Sakit yang seperti itu, lelet dan menyusahkan mentang-mentang BPJS?Â
Hoy! Jangan jadi rakyat manja. Kalau ada Rumah Sakit yang seperti itu segera laporkan, foto dokter atau susternya, atau pelayannya, atau siapa kek. Laporkan ke BPJS, atau viralkan di twitter. Tenang aja, baru kamu angkat handphonemu untuk foto saja mereka sudah ketakutan kok. Ya, karena ini tugas mereka.