Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ada Apa di Balik Permintaan Maaf Achmad Zaky ke Jokowi?

19 Februari 2019   15:45 Diperbarui: 19 Februari 2019   19:58 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.joglosemarnews.com

Bukalapak kesandung masalah, masalah yang dibuat oleh CEO-nya sendiri, Achmad Zaky. Lagi-lagi soal cuitan di twitter. Seperti di ketahui Zaky mencuit soal dana R&D alias riset dan pengembangan di Indonesia "hanya" 2 billion USD. Indonesia "hanya" di peringkat ke-43 dari seluruh dunia soal biaya R&D.

Zaky pesimis Indonesia bisa memasuki tahap teknologi 4.0 dengan dana yang "hanya" segitu. Zaky menambahkan harapan bahwa semoga pemimpin baru bisa menaikkan anggaran dana. Zaky kontan di bully oleh warganet. Zaky dianggap pendukung oposisi, bukan mendukung Jokowi yang kerap hadir di acara-acara startup, termasuk ulang tahun Bukalapak.

Zaky di anggap sebagai anak durhaka karena Presiden Jokowi adalah tokoh yang getol di dalam pengembangan industri startup. Sudah banyak sekali kebijakan Jokowi agar Indonesia terus melahirkan "Unicorn-unicorn" baru di dalam bisnis startup: Beasiswa LPDP, biaya R&D, peningkatan kapasitas jaringan, peluncuran Palapa Ring di Sangihe, Sulawesi Utara, dll. Jokowi pun fasih dalam menjabarkan talks, hackathon, incubator hingga modal ventura.

Zaky pun seperti menyadari kekeliruannya dan kemudian datang ke Istana untuk meminta maaf. Well, kita harus apresiasi sikap Zaky ini, apapun pro dan kontra. Tapi..

Memang Zaky salah?

Gini gaes, di masa pemilu, yang namanya mendukung atau tidak mendukung itu biasa. Biasa saja. Jokowi hadir ke acara startup karena bentuk dukungan pemerintah yang ingin memajukan bangsa. Soal si CEO lantas dukung Jokowi atau enggak, ya tidak ada hubungannya. 

Sumber: www.joglosemarnews.com
Sumber: www.joglosemarnews.com
Zaky tidak etik? Gak juga sebenarnya. Zaky punya harapan, saya dan anda pun juga, entah di pemerintahan yang mana. Bebas. Sekali lagi, bebas. Lantas, kenapa Zaky harus meminta maaf?

Secara etik, okelah. Namun secara bisnis, ini yang menarik.

Bukalapak adalah startup e-commerce yang sudah berkategori Unicorn. Anda tahu istilah Unicorn? Unicorn bukan Uni-Corn = persatuan jagung, bukan pula cuma onlen-onlenan. Tapi istilah bagi startup yang valuasinya sudah di atas 1 miliar USD, atau di atas 10 trilyun. Secara angka, perusahaan ini tergolong perusahaan besar. 

Lho kalo sudah besar dan mapan, Zaky gak perlu takut dong? Itulah, Unicorn memang besar secara valuasi, tapi bukan secara laba.

Mari kita lihat tabel matrix di bawah:

Sumber: http://marketeers.com
Sumber: http://marketeers.com
Secara market capital, Unicorn masuk kategori good. Punya kepemilikan dana yang besar dan kuat, nilai (value) perusahaan naik terus. Tetapi memiliki financial statement alias laporan keuangan yang buruk. Laporan keuangan buruk itu pasti dua indikatornya. Pertama, dia rugi dalam operasi, kedua arus kasnya negatif. Itu saja. 

Dalam hal ini, Bukalapak masih rugi. Kerugian Bukalapak bisa dilihat dari laporan keuangan EMTEK, selaku pemegang saham Bukalapak. EMTEK adalah perusahaan terbuka, publik. Laporan Keuangan EMTEK sah untuk di baca setiap orang, dan bisa di unduh resmi dari laman Indonesia Stock Exchange.

Dalam laporan keuangan EMTEK per Desember 2015, di dalam bagian Investasi Pada Entitas Asosiasi, Bukalapak mencatat rugi 108 milyar rupiah. Pun di tahun 2016 dan di 2017. Di laporan keuangan September 2018, EMTEK tidak spesifik mencatat kerugian Bukalapak disitu, hanya mencatat kerugian atas investasi sebesar 528 milyar rupiah. Jika menilik dari histori sebelumnya, dimana Bukalapak berkontribusi hingga 80% terhadap kerugian investasi EMTEK, maka yang di 2018 ini pun bisa di asumsikan sama.

Jadi, inilah yang namanya startup Unicorn. Hebat? Belum tentu, setidaknya untuk saat ini.

Lha terus, sudah tahu rugi, kok EMTEK masih terus pegang saham Bukalapak? Gini gaes.. 

Sejak 2015, EMTEK memiliki 49% saham di Bukalapak yang dibeli secara bertahap. Pembelian secara bertahap ini membuat nilai saham Bukalapak melonjak, dari saat pertama EMTEK masuk melalui anak usahanya PT KMK di 6 November 2014. Saat itu PT KMK membeli 459.200 lembar saham Bukalapak di harga 29,4 miliar rupiah. Per saham seharga 64.024 rupiah.

Pada Agustus 2015, EMTEK kembali membeli saham Bukalapak 351.959 lembar saham senilai 215,4 milyar rupiah. Per saham harganya menjadi 612.003 rupiah. Lihat, dalam waktu kurang dari setahun, nilai saham Bukalapak meningkat begitu drastis, 10x lipat.

Bisnis tanah saja tidak bisa secepat itu valuasinya. Beli saham di pasar saham pun hanya kalau beruntung saja.

Nah, bagi investor klasik, konsep EMTEK ini sama dengan "menggoreng" saham. Kan yang beli EMTEK-EMTEK juga, bukan yang lain. Yang melakukan kajian pun EMTEK sendiri. Kenaikan sedrastis ini dianggap akal-akalan investor untuk menaikkan citra e-commerce.

Asumsi itu gak salah, yang salah adalah investor bukan melihat jangka pendek, tapi jangka yang sangat sangat sangat panjang. 

Bukalapak dan Tokopedia beroperasi bukan mengejar untung tapi mengejar masa depan. Target mereka adalah menguasai pasar e-commerce di Indonesia. Untuk itu pertama, mereka saat ini harus menguasai pasar, yaitu pengguna alias kita-kita ini. Dengan cara, yaitu mendapat reputasi dari pengguna.

Kedua, kita-kita ini harus menjadi loyal customer. Untuk langkah ini, mereka harus merogoh kocek yang sangat dalam untuk promo, banting harga, pasang iklan, berani rugi, gratis ongkir, hancur-hancuran lah pokoknya pas jualan. Tujuannya agar customer puas, dan kembali lagi. 

Inilah yang disebut istilah bakar uang sebelum untung.

Untuk bisnis C2C, customer mereka ada dua, yaitu penjual dan pembeli. Penjual dapat untung besar, pembeli pun dapat harga murah, malah dapat cashback lagi. Kurang apa lagi?

Jadi sekali lagi, yang mereka jual adalah masa depan...

So, investor yang bermain di ranah ini pun bukan main-main, mereka paham exit strategy dari bisnis startup. Nyatanya, kepemilikan EMTEK di Bukalapak per September 2018 tinggal 36%, padahal jumlah sahamnya bertambah. Artinya ada investor lagi yang masuk atau menambah sahamnya di Bukalapak, lebih besar dari EMTEK. Meskipun Bukalapak masih rugi.

Jadi, di tangan kita-kita sebagai customer inilah Bukalapak menggantungkan lehernya, dimana valuasi mereka diukur juga dari jumlah orang yang install aplikasi, jumlah transaksi dll. Tujuan mereka jangka pendek adalah "menciduk" sebanyak mungkin pengguna. Belum mikir untung.

Lalu kapan untung? Mungkin 5-10 tahun lagi malah. Dan di saat untung, valuasi mereka sudah tak terhingga. Begitu Investor melepas sahamnya, mereka sangat kaya raya.

Jadi beda dengan Sari Roti yang kalau misal di boikot pun masih tetap untung, karena jualan retail untung rugi sudah terlihat di depan mata. E-commerce beda, Zaky butuh nafas yang sangat sangat panjang dan melelahkan, dia harus menjaga profil dirinya sebaik mungkin, entah sampai kapan. 

Jadi, tagar #uninstallBukalapak sepertinya berdampak signifikan. Apalagi reputasi mereka di Apple anjlok, belum lagi di Google. Reputasi adalah nomor 1. Tanpa reputasi, mustahil ada customer.

Permintaan maaf Zaky adalah bentuk nyata kekuatan customer di dunia online. Kini kita paham, sekuat apa kita sebagai customer. Bahkan Presiden Jokowi pun sampai ikut-ikutan menghimbau agar jangan uninstall Bukalapak. Bukalapak terlihat cengeng? Ya, karena ini adalah fakta bagaimana rapuhnya e-commerce di dunia nyata.

Itulah kenapa Mark Zuckenberg tampil sangat bersahaja, santai, tampak tidak peduli politik. Gunanya adalah agar pengguna merasa nyaman. Facebook dianggap netral, siapapun boleh posting sesuka hati selama bertangung jawab.

So, kita harus sadar, setengah diri kita berada di dunia digital, kita sudah harus paham bahwa unicorn adalah bentuk tahapan bisnis online bukan sekedar onlen-onlenan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun