Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[Kilas] Ketika Megawati Menantang Amerika dan Indosat

8 Januari 2019   10:29 Diperbarui: 8 Januari 2019   11:37 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: UPI.com

Di sinilah jiwa besar Megawati, ketimbang mendendam, Mega lebih memilih memaafkan dan mengusut kasus terorisme berdasarkan kedaulan bangsa. 

Namun jiwa besar itu harus di bayar tuntas, Amerika adalah tokoh utama sejati, polisi dunia. Megawati harus turun, minimal tidak boleh terpilih kembali. Amerika lebih menyukai sosok pria tinggi besar yang sempat mengatakan "I love the United States, with all its faults. I consider it my second country". Seperti dikutip  International Herald Tribun Agustus 2003, yang ditulis kembali oleh Al Jazeera Juli 2004.

Megawati pun tak bertahan lama.

Dari situ jelas sudah perbedaan Megawati dengan penerusnya, jelas sudah di mana Megawati berdiri. Mega memilih berseberangan dengan Amerika. Megawati ingin Indonesia berdaulat penuh atas diri sendiri.

Bagaimana dengan penjualan Indosat? Disini Megawati sangat tidak nasionalis! ~begitu kata oposisi.

Begini kawan, privatisasi BUMN itu adalah salah satu klausa di dalam Letter Of Intent (LOI) antara IMF dengan Indonesia pada tahun 1997. Privatisasi sendiri bertujuan untuk mengurangi beban keuangan pemerintah akibat menurunnya kinerja BUMN, atau yang bahkan cenderung akan merugi.

Nah, dari LOI ini, kalian tahu kan siapa otaknya? Orde baru dan Amerika. Orde baru diwakili oleh tim ekonomi "Mafia Berkeley". Dengan kata lain, BUMN menjadi jaminan ke Amerika atas pinjaman IMF ke Indonesia. 

Sementara itu, ditahun 2002, pemerintah tidak bisa memberikan subsidi untuk BUMN "sakit", karena kondisi Indonesia masih berbenah. Tidak ada jalan lain ketika itu, tim "Mafia Berkeley" mengusulkan satu usulan, privatisasi.

Dari sekian banyak BUMN, kenapa Indosat? Ini harus melibatkan insting bisnis tingkat tinggi. Anda tahu kenapa saham Indosat stagnan sejak tahun 2000? Anda tahu kenapa di tahun 2018 lalu Indosat merugi 505 Milyar? Anda tahu jika Indosat bahkan rugi 1,53 trilyun di tahun 2015? Belum lagi tahun-tahun sebelumnya? 

Indonesia sudah punya Telkom dengan Telkomsel sebagai provider andalan. Apakah anda tahu berapa kali lipat saham Telkomsel naik sejak 2002? Ratusan kali lipat, ini berbanding terbalik dengan saham Indosat meski sudah dibeli Ooredoo sekalipun. Ditambah laba Telkom yang naik gila-gilaan sejak era 2000-an.

Jika Indosat masih ada di Indonesia, berapa rupiah Indonesia harus menanggung kerugian Indosat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun