Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dialog: Apa Itu Post-Islamisme?

27 September 2018   12:35 Diperbarui: 27 September 2018   12:53 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Indomie pun begitu, mulai menangkap era rendang, era soto mie, era cakalang malah mungkin era soto babat, kalau tidak begitu, takutnya Indomie tidak bisa bersaing" Sambung pak Yai.

"Hmm..nganu pak Yai, jadi orang mesti bisa menangkap era-era itu pak Yai?" Tanya Gudel.

"Ya ndak mesti, itu pilihan, asal jangan ujug-ujug terus menganggap diri bagian dari santri hanya karena dirimu pakai sarung"

"Hehe iya pak Yai, saya Insyallah paham, lha terus pak Yai, kalo seperti cak Qadri itu lalu disebutnya apa?" Tanya Gudel.

"He he..itu disebut P O S T S E K U L E R I S M E..he he hee..HHEEEHH..MAU KEMANA KAMU DELL..?!"

"Aduhh ampun amppuunn pak Yai...ada Ningsih lewaat" Jawab Gudel sambil bangkit tergesa-gesa, sandal jepitnya nyaris putus.

"Ningsiiihhhhh...tungggguuu.."

Ningsih yang bersiap ke pasar, kaget bukan kepalang melihat Gudel mengejarnya dari pintu gerbang pesantren.

Ningsih pun lantas lari.

"Waaa...adaa Gudeeelll...tooolongg mas Kloboottt"

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun