Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

[BeCak] Klobot dan Kisah Cinta Terlarang

17 September 2018   23:06 Diperbarui: 17 September 2018   23:16 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu sore, Klobot asik berjalan santai selepas sekolah, menuju kerumah. Meskipun wajahnya ceria, tapi hatinya gundah. Sebab musabab, di sekolah tadi dia habis di palak oleh kakak kelas, uang jajannya sepuluh ribu ludes diambil secara semena-mena.

Tapi Klobot anak yang sabar, dengan hati mantap dia pun berdoa agar di beri rejeki dari arah yang tak di duga, sesuai ajaran Haji Rohmat, guru agamanya.

Klobot pun tiba di depan rumah dan mengucap salam. Tak ada jawaban, ah mungkin ayah sedang tidur, pikirnya.

Ayahnya memang seorang pengusaha mebel, ya Klobot lahir dari keluarga yang berkecukupan, setidaknya 12 tahun sebelum kebersamaan kami.

Klobot masuk ke ruang tengah, rumah kosong, sang mama sedang belanja dengan Maskur, si supir.

Klobot masuk ke belakang dapur ingin ambil minum, tapi tiba-tiba terdengar suara kasak-kusuk nan aneh dari sebelah kiri arah gudang yang letaknya persis dibelakang dapur. Klobot tercekat, rasa hausnya hilang berganti rasa penasaran.

Dengan langkah terjungkit, Klobot pun perlahan melangkah ke arah suara, menyusuri lorong yang tak seberapa lebar hingga tiba di ujung pintu, pintu gudang ndilalah terbuka, betul-betul kaget Klobot melihat pemandangan yang luar biasa bagi seorang anak 9 tahun.

Ayahnya sedang bersama pembantu barunya, Mirah.

Ketiganya sama kegetnya. Ayahnya langsung bertindak, segera mengambil selimut sambil meloncat menghadang Klobot di depan pintu. Dengan sigap sang ayah dengan muka masam langsung mengambil dompet dan merogoh uang 50 ribu.

Di berikannya ke Klobot dengan dengan perkataan pamungkas "Jangan bilang mama!".

Klobot tak keberatan, 50 ribu adalah jawaban doanya di sekolah tadi. Terkabul.

Esok harinya kejadian tersebut terulang lagi, Klobot kembali memergoki ayahnya dengan Mirah, di kamar pembantu, kali ini Klobot yang membuka pintu kamar, saking penasarannya.

Dan seperti kemarin, Klobot kembali disogok dengan 50 ribu. Klobot bersyukur, bagi Klobot mendapat uang 50 ribu dua hari berturut-turut adalah berkah.

Hingga hari ke-3, hujan gerimis membahasi bumi, Klobot masuk kerumah, rumah tak terkunci. Suara-suara yang tak asing lagi di telinga Klobot pun kembali terdengar, kali ini bukan di gudang, bukan pula di kamar pembantu, tapi di kamar ayahnya sendiri.

Seperti sengaja, Klobot pun masuk ke kamar tersebut, pun kembali tak terkunci. Semua terpampang jelas seperti sebelumnya. Dan seperti biasa, sang Ayah kembali merogoh koceknya, 50 ribu.

Tapi aneh kali ini, tanggapan Klobot tak seperti biasanya. Klobot lama menatap uang 50 ribu di tangannya. Tak bergeming.

Merasa heran, sang ayah pun mendekati anaknya.

"Nak, kenapa cuma diliatin? Ayo sana pergi, hati-hati, dan jangan pernah bilang Mama mu!" Ujar sang ayah.

Klobot terdiam, bola matanya perlahan bergerak dari arah uang 50 ribu ditangannya, naik ke mata ayahnya. Matanya garang.

"Papa pelit! kenapa sih terus-terusan 50 ribu, naikin donk pah!"

"Naikin? Itu udah banyak! ...Sebentar, belajar dari mana kamu?" Bentak papanya.

"Da..da..dari mama pah.."

"Hah, dari mama? Maksudnya?"

"Iya pah, kayak mama donk, ngasih 100 ribu! Waktu Klobot liatin sama.."

"SAMA SIAAAPAA?? MASKUR SUPIR??!" Sang Papa melotot, emosi naik.

"BB..BUUUKKKAN PAA!"

"SAMA PAIMIN TUKANG KEBUN??!!"

"BUKKAAANN PAAA"

"SAMA TUKANG SAYURR???!!"

"BUKKAAAN JUGA PAAAAA"

"LAAH TERUS SAMA SIAPAAAAA??"

"SAMA MIRAAAH!!"

*www.ryokusumo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun