Esok harinya kejadian tersebut terulang lagi, Klobot kembali memergoki ayahnya dengan Mirah, di kamar pembantu, kali ini Klobot yang membuka pintu kamar, saking penasarannya.
Dan seperti kemarin, Klobot kembali disogok dengan 50 ribu. Klobot bersyukur, bagi Klobot mendapat uang 50 ribu dua hari berturut-turut adalah berkah.
Hingga hari ke-3, hujan gerimis membahasi bumi, Klobot masuk kerumah, rumah tak terkunci. Suara-suara yang tak asing lagi di telinga Klobot pun kembali terdengar, kali ini bukan di gudang, bukan pula di kamar pembantu, tapi di kamar ayahnya sendiri.
Seperti sengaja, Klobot pun masuk ke kamar tersebut, pun kembali tak terkunci. Semua terpampang jelas seperti sebelumnya. Dan seperti biasa, sang Ayah kembali merogoh koceknya, 50 ribu.
Tapi aneh kali ini, tanggapan Klobot tak seperti biasanya. Klobot lama menatap uang 50 ribu di tangannya. Tak bergeming.
Merasa heran, sang ayah pun mendekati anaknya.
"Nak, kenapa cuma diliatin? Ayo sana pergi, hati-hati, dan jangan pernah bilang Mama mu!" Ujar sang ayah.
Klobot terdiam, bola matanya perlahan bergerak dari arah uang 50 ribu ditangannya, naik ke mata ayahnya. Matanya garang.
"Papa pelit! kenapa sih terus-terusan 50 ribu, naikin donk pah!"
"Naikin? Itu udah banyak! ...Sebentar, belajar dari mana kamu?" Bentak papanya.
"Da..da..dari mama pah.."