Jadi gini gaes, beberapa mingu lalu kami baru mengadakan reuni SMA, yang datang lumayan banyak, mungkin ada sekitar 120 orang, dan salah satu bahan gosip adalah seorang teman saya yang mungkin saat ini bisa dibilang dialah sesepuh jomblo, semenjak orok hingga saat ini umur berkepala tiga, asyiknya berkasih-kasih hanyalah sebatas angan.
Oke, sebut saja namanya Asun, bukan Asu ya.. Asun.
Bukan dia tak pernah pacaran, bukan. Pacaran pernah dilaluinya ketika SMA dengan seorang calon model yang saat ini sudah resmi jadi model majalah dewasa, sebut saja bunga si cantik. Dulu sih ya agak culun penampilannya, tirus meskipun cantik. Dan kecantikan ini sudah meluluhlantakan logika teman saya Asun, Asun mabok kepayang.
Tapi Asun sungguhlah seorang pejuang sejati, seorang militan cinta sejak dalam pikiran, dengan mobil pinjaman Datsun 510 klasik milik sang paman, Asun sangat rajin mengantar jemput sang pujaan hati casting iklan sabun, eh iklan parfum.
Dan sialnya sebelum menjemput rumah sang incaran di daerah Bintaro, Asun selalu silaturahmi kerumah saya dulu, pinjam parfum, saya tak punya parfum, pinjam punya ibu saya. Pokoknya Asun harus wangi, gak mau kalah sama parfumnya itu sendiri. Sambil mengangkat ketek Asun pun sesumbar ala Don Corleone: "Si cantik itu milikku jon, sang pria sejati!"
Dan tibalah hari penembakan, pagi hari sekolah tampak biasa saja, tapi selepas istirahat, kami dihebohkan adegan Asun yang berdiri di pinggir jendela lantai 3. Asun mau bunuh diri! Ya Allah, Tuhan YME, kenapa jadi begini?
Semua orang panik, termasuk guru, wajah Asun merah padam. Asun mungkin tidak tahu ganasnya api neraka bagi orang yang bunuh diri, mungkin dia kurang ikut kajian ustad (maklum belum ada sosmed), mungkin saja. Di atas list jendela Asun berteriak, "mendingan gue mati daripada ditolak cinta!!". Oladalah, ternyata Asun baru saja di tolak!
Alhasil sebagian besar mata memandang saya, karena saya yang (dianggap) tahu likuk perjalanan cinta si Asun, padahal ya enggak tahu-tahu banget, wong kerumah cuma pinjem parfum trus habis itu ya cabut.
Tapi dengan diplomatis saya menjawab ke kawan-kawan demi terbukanya kasus ini, bahwa ditolaknya Asun adalah hal yang wajar, dan alami. Ya jelas, cewek mana yang tahan bau menyengat parfum di tubuh laki-laki, wanginya feminim lagi! itu kan tolol.
Semuanya pun tertawa, tapi Asun semakin berontak. Untunglah persis ketika malaikat ingin menarik nyawa Asun dari ubun-ubun, si cantik datang dan menyatakan setuju menerima cinta Asun. Tak terkira bahagianya si Asun, termasuk malaikat. Semua lega, semua bahagia.
Singkat kata, mereka pun jadian, Asun punya pacar. Hampir setahun kemudian mereka pun putus, tapi Asun justru tumbuh cita-citanya, ingin menikahi si cantik, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Gila.
Selepas itu saya kurang tahu lagi kelanjutan kisah mereka, karena kami lulus SMA dan sibuk kuliah masing-masing, hingga setahun yang lalu, Asun mengapdet status facebooknya dengan "in relationship".
Penasaran saya pun membuka facebook Asun, tampaklah foto-foto Asun dengan seorang wanita yang sangat cantik saling berasyik masyuk. Wanita yang tak lain adalah si cantik SMA kami. Alhamdulillah, ucap ku syukur. Allah memang Yang Paling Tahu.
Tapi eh tapi, ketika reuni kemarin, terbongkarlah bahwa foto-foto di facebook Asun adalah editan. Asun menjadi seorang design grafis dan edit foto adalah salah satu keahliannya. Asun tidak pernah jadian lagi atau bahkan lamaran dengan si cantik seperti foto itu. Si cantik hadir di reuni dan membawa serta suami dan anaknya. Terbukti, Asun memang as*.
Si cantik mengeluh bahwa selama ini, Asun sering menelponnya, mengajak balikan, walaupun sudah dijelaskan bahwa si cantik telah bersuami dan beranak. Asun sepertinya tetap keukeuh. Asun gak bisa move on, Asun selalu ingin terlibat di dalam kehidupan si cantik. Cuma satu kelebihan Asun, Asun tidak pernah konferensi pers, paling mentok ya fesbukan.
Ternyata gaes, menghadapi mantan yang gak bisa move on itu memang menyebalkan, selalu mengusik dan ingin terlibat. Meskipun berkomentar dan kepo adalah hak segala mantan, tapi hambok ya jadi mantan yang cool gitu lho..terhormat.
Hingga akhirnya si cantik meminta bantuan untuk menasehati Asun. Demi kawan, jadilah saya bertemu dengan Asun di bilangan Ciputat. Pertemuan yang rahasia dan penuh intrik drama nasehat panjang lebar soal asmara. Sampai akhirnya..
"Sun, udahlah, terima kenyataan, saatnya kamu punya hidup yang normal, si cantik pasti akan lebih bahagia" Kataku di akhir episode, klasik.
Asun terdiam, matanya melirik ku sekilas sebelum menghirup kreteknya dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan membentuk huruf O, dia tahu dia telah diujung. Dengan wajah kaku dan mata yang nanar, Asun berkata..
"Setidaknya saya telah berjuang, menjadi mantan yang sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.."
Gundulmu.
***
Artikel juga di tulis di blog pribadi, disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H