Sedangkan Blue Bird? Gak signifikan kawan, mobil bersih? Ya seharusnya. Supir sopan? Ya harus lah, wong namanya juga raksasa taksi. Supir jujur? Kalo gak jujur ya dilaporin polisi, nama korporat akan hancur. Mobil bau rokok? Masih ada tuh, masi untung gak ada yang bau tembakau gorilla.
Tidak ada service yang signifikan dari Blue Bird, taksi sekelas Gamya dan Express pun mobilnya wangi dan bagus-bagus, dengan tarif bawah, inilah yang disasar masyarakat. Jika nilai Blue Bird 18 dari 20 dengan harga 2x di atas, masyarakat akan beralih kepada taksi lain yang nilainya 16 dari 20 dengan harga bawah.Â
Nah, dengan kolaborasi ini, Blue Bird membuka diri kembali, meskipun secara tarif akan turun dalam sisi revenue, tapi dari jangka waktu panjang revenue seperti ini akan kembali ke titik terang, karena yang disasar adalah jumlah pengguna, bukan tarif per trip. Blue Bird sudah menjawab tantangan zaman. Setidaknya tantangan mengalahkan egoisme diri sudah dilewati, tinggal tantangan selanjutnya. Apa itu?
Terlalu jauh jika kita berbicara Tesla yang akan memasuki sistem transportasi massal, karena infrastruktur MRT dan LRT saja kita baru buat. Yang paling masuk akal adalah transportasi extreme sharing economic.
Pernah denger Nebengers kan? Pasti pernah, apalagi buat yang kerjanya di Simatupang trus rumahnya di Bekasi, bisa jomblo sampai hujan salju. Nah, kedepan, sistem nebeng ini yang bakal di genjot sama transportasi online. Jadi, mobil si uber / Gojek bukan lagi sedan, tapi khusus SUV 8 seat atau lebih.
Kalo sekarang kita pesen Go-Car atau Uber hanya buat sendiri atau paling banter sama temen kita, maka nantinya si mobil aplikasi ini akan menerima order dari orang lain juga, selama si pengguna klik menu nebeng dan tujuan masih satu kawasan. Ongkosnya dijamin jadi lebih murah, karena di tanggung bersama.
Kelemahannya ya keamanan, tapi itu bisa di verifikasi lebih lanjut dengan pengajuan KTP atau sejenisnya, toh selama ini pengguna transport online fine-fine aja, masi lebih menakutkan memakai jasa taksi konvensional bukan?
Jakarta sudah semakin muacet bro, saya gak mau berandai-andai janji paslon gubernur yang membuat Jakarta tidak macet hanya dalam waktu singkat, mbah mu ngarep?
Jalan satu-satunya adalah memajukan sharing economic dan tentunya..transportasi massal.
***
Artikel ditulis juga di blog pribadi