Yang paham hal ini sepertinya tim sukses Agus yang tidak akan banyak bicara, karena mencari aman. Belajar dari beragam kesalahan bicara sang adik, Agus lebih di posisi citra ganteng dan kalem. Tentu saja kita tidak akan pernah tahu karakter Agus, tapi setidaknya citra di mata para dedek gemes tidak akan hilang.
Asap terus membumbung, dibumbui kopi dan air mineral, obrolan terus berlanjut hingga ke hal metafisik dan Kanjeng Dimas. Tapi itu tidak akan dibahas, karena pemuda pertama, sesepuh planet kenthir, Kong Ragil harus pamit karena matanya tidak lagi berkawan dengan gelap. Pun demikian dengan sang professor Pebrianov, beliau harus buru-buru kembali ke peraduan karena celananya tertinggal.
Demikian, salam kompasianival!
***
Jangan harap ada foto wefie kami, kami pemalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H