Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Karena Persatuan Umat Adalah Segalanya

5 Juli 2016   05:54 Diperbarui: 5 Juli 2016   10:38 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, ketika almarhum eyang kakung masih ada, saya cilik bersama keluarga pasti menjalani ritual mudik ke Solo. Eyang kakung, yang berada di Solo kebetulan adalah seorang imam masjid di desa kami, cukup disegani beliau disana.

Saya senang jika sampai di Solo hari masih puasa, yah kira-kira H-3 atau H-4 lebaran, karena kita bisa menikmati indahnya puasa di desa, terutama mengikuti ritme ibadah eyang yang hampir non stop untuk masjid. Ada semangat yang di bawanya, yang membuat saya gembira kalau bisa duduk persis dibelakang beliau yang bertindak sebagai imam.

Tapi yang paling berkesan, saya bisa bertanya apapun menyangkut ibadah, menyangkut sholat, ngaji, haji hingga pertanyaan sepele soal kenapa babi itu haram dan asyiknya eyang tidak pernah menolak untuk menjawab.

Dan suatu hari selepas ikut sholat subuh, saya cilik bertanya, 

"Eyang, kenapa disebelahku tadi habis rukuk dia baca doa?"

"Oh, itu namanya qunut" Jawabnya. "kenapa eyang enggak?" Tanyaku lagi.

"Ndak papa, ada yang qunut, ada yang enggak, dua-dauanya baik, yang jelek itu kalo kamu ndak sholat"

Selepas taraweh pun saya kembali bertanya.

"Eyang disini kok sholatnya 11 rakaat? Kalo di Jogja aku sholat 21 rakaat, kok beda eyang?"

"Ndak papa, karena disini banyak yang sudah tua, kayak eyang ini, jadi lututnya agak sakit kalau lama, sama saja, semua itu baik, yang jelek itu kalau kamu ndak taraweh"

Pesan eyang selalu menancap di kepala saya hingga kini, semua ibadah itu baik, pun semua orang dan golongan itu baik. Mereka tidak baik apabila mereka tidak menjalankan syariat, berbuat onar, jahat dan lalim. Jadi perbedaan bukanlah pembatas kita baik atau buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun