Sumber foto: www.news.okezone.com
Membaca artikel saudara Adhieyasa Adhieyasa yang populer di panggil bung AA hari ini: Ngumpulin 1 Juta KTP Teman Ahok Itu Mudah Menurut M. TaufikGerindra, jelas sekali artikel brilian itu membuka pikiran yang terkunci selama ini, teka teki abad ini yang belum pernah terpecahkan bagai permainan Jumanji, teka teki yang lebih pelik dari pertanyaan: dimana paman gober menyimpan emasnya?
Teka teki maha pelik tentang persoalan pengumpulan KTP Teman Ahok, selalu dipertanyakan apa iya sudah 100 ribu? apa iya sudah 500 ribu? apa iya sudah 700 ribu? apa iya sudah satu juta?? Mari kita tanya malaikat ala Dewi Lestari, ah mungkin malaikat pun tak tahu jawabannya karena cerdasnya pertanyaan itu.
Tentunya pertanyaan mahapelik itu sebenarnya telah memakan korban, siapa lagi kalau bukan Habiburokhman, seorang ahli hukum yang janji loncat dari Monas apabila KTP Teman Ahok telah cukup untuk nyalon. Tapi karena kecerdasaannya, malaikat pencabut nyawa pun ditipu.Lho?
Ceritanya begini. Pas malam ketika malaikat ingin menagih nyawa, kang Habib justru bertanya, kamu malaikat dari serikat mana? udah baca twitter saya belum? Nih pertama, saya janji loncat dari Monas, tapi saya boleh loncat dan mendarat dimana saja kan, saya loncat dari pinggir monas lantai dasar, mendarat juga disitu, mikir. Yang kedua, emang nyalon itu nyalon gubernur aja, nyalon di Kemang kan juga namanya nyalon kan? Kamu tu kalo belum pinter jadi malaikat hambok ya belajar dulu ngadepin ahli hukum Indonesia..sana pulang. Malaikat pun balik kandang sambil manggut-manggut.."enel juga ya yu"
Atas dasar itulah tak perlu diperdebatkan kualitas kang Habib dengan M Taufik yang sama-sama dari Gerindra, pasti ilmunya sama, otak encernya pun sama, sehingga jika M Tafik mengatakan satu juta KTP itu gampang, ya pasti benar, satu juta KTP itu memang gampang. Tinggal pergi ke Jl Pramuka dan cari tukang bikin KTP, pasti ada plangnya, tinggal minta bikin satu juta, beres. Eurekaa..!! Teka-teki terpecahkan!!
Ini pernyataan yang maha cerdas. Jika benar Teman Ahok yang sudah bekerja habis-habisan itu terlihat di CCTV sedang di Jl Pramuka, maka izinkan penulis yang paham benar artinya demokrasi dalam pembuatan KTP untuk juga ikutan nyalon gubernur di DKI Jakarta. Syaratnya? Jelas penulis akan melalui jalur independen, dukungan satu juta KTP via Jl Pramuka apa sulitnya.Â
Berapa biayanya?
Mas Gatot dalam komentarnya menulis, fotocopy KTP memakan biaya 150 rp / lembar. Jelas mas Gatot belum pernah ke Grogol apalagi ke Sumberwaras, setidaknya fotocopy disana. Kalau mengacu ke Jl Tomang disana masih ada fotocopy 80 rp / lembar, tapi kalau mengacu ke Kiayi Tapa ya mungkin 150 rp / lembar, tergantung pilihan.
Kita kalikan 1 juta, maka 80 juta keluar duit, ditambah biaya makan siang tim plus bir bintang, paling habis 90 juta. Jauh masih lebih mahal rusunawa dibanding fotocopy KTP.
Penulis hanya meluruskan, bahwa pembuatanKTP sebetulnya tak perlu jauh-jauh ke Pramuka, apa guna aplikasi photoshop? Buat beberapa KTP, foto kalau kepepet ya ambil dari google, print berwarna dengan kertas yang mirip, kasih efek hologram. Memang jalan ini lebih mahal karena butuh tinta warna dan kertas khusus, tapi keuntungannya kita bisa edit sewaktu-waktu dan akan lebih lihai ketika ada verifikasi dari KPUD. Bukankah itu ide yang brilian?
Sekali lagi, terima kasih Bapak Taufik dari Gerindra, karena anda telah membuka mata kami sehingga timbul ide untuk juga ikut nyalon, kalau mas AA mengusulkan Bpk Taufik sebagai calon gubernur DKI, maka itu tidak berlebihan karena ide dan gagasan bpk Taufik yang brilian soal Jl Pramuka mungkin sangat berguna buat DKI yang tentu kami tunggu.Â
Tapi tentu bapak juga harus siap bersaing dengan penulis dan teman-teman penulis lain yang mau ikut nyalon juga. Dan untuk itu, kang Habib teman bapak akan penulis daulat sebagai pakar per-KTP-an tim kami dengan status free transfer.
Yuk nyalon..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H