Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berbaurlah, Karena Cadarmu Bukan Halanganmu

8 Mei 2016   17:31 Diperbarui: 8 Mei 2016   19:15 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ridiculous, masak saya harus tracking satu persatu produsen abaya di pelosok arabian? Jelas itu arogansi pemilik merek!” Tukasnya antara geli dan emosi.

Penulis jadi membayangkan apa yang terjadi jika seorang Syabila datang ke Indonesia dengan memakai cadar, pastilah sudah di anggap pengikut aliran tertentu, di hindari bahkan di asingkan. Pun sebaliknya, wanita bercadar di Indonesia mayoritas mengganggap yang belum bercadar sebagai wanita yang belum sempurna agamanya bahkan tak jarang merendahkan.

Akhirnya, setelah pertemuan dengan Syabila, penulis berkirim email dengan salah satu teman yang tergabung di salah satu situs wanita cadar dan mencoba menelaah apa reaksinya atas tulisan penulis.

“Memang niat kami hanya ingin menghindari fitnah, ingin lebih menjaga aurat, bukan asal sok-sok an mengikuti aliran tertentu. Memang banyak yang seperti itu (ikut aliran) tapi ya itu kembali ke pribadi masing-masing, selama dia tidak membawa faham yang aneh-aneh dan diluar dari pemahaman selama ini, ya engga apa-apa” Tulisnya.

“Justru kami tetap ingin diterima di masyarakat juga, saya juga ngeliat foto dua cewek bercadar sama Git (Git Djumantara) yang nonton konser musik rock, santai-santai aja, selama kita enggak berpikir heboh ya biasa aja” Sambungnya.

Memang ada yang masih mengganjal penulis yaitu, beberapa wanita bercadar di Indonesia justru meng-kelompokkan diri, membuat dirinya dan kelompoknya eksklusif sehingga memberi pendangan masyarakat yang negatif, cadar itu eksklusif, ber-afiliasi dengan teroris dan ekstrimis, apalagi setelah foto-foto istri Santoso beredar luas di media, itu hanya menambah kuat label ekstrimis tadi. Padahal yang enggak gitu.

Jadi, seperti quote Pramudya “Bersikap adillah sejak dalam Pikiran”. Berpikir adil untuk para cadarism, cadar bukan penghalang untuk berbaur, untuk menonton musik rock, untuk makan spaghetti, untuk mengejar S2 ataupun doktor. Begitupun dengan para mbak-mbak bercadar, bersosialisasilah sesukamu, hapus kesan masyarakat bahwa kalian itu ekstrimis, berlombalah dalam syi’ar yang baik tanpa harus memaksa, berbaurlah, maka Indonesiapun akan lebih damai tanpa celoteh kaum kekinian yang kurang garam.

Selamat berlibur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun