Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Reshuffle Kabinet Jilid II, Otak-atik Menteri demi Nawacita

6 April 2016   19:12 Diperbarui: 7 April 2016   01:54 2216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kekayaannya, ET membeli saham Intermilan FC yang membuat banyak pesepakbola junior kita yang bisa berlatih di Italia. Belum lagi adanya lambang Garuda Indonesia di tribun Liverpool yang di tengarai adalah ide dari ET. You’ll Never Walk Alone!

8. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, berbicara posisi ini sungguh rasanya sulit, takutnya justru membuat manuver berbahaya yang berujung pada tertutupnya sikap elit partai (baca: ngambek). Tapi kok ya tidak terlihat bahwa posisi Puan Maharani bisa dipertahankan.

Tidak ada satupun kebijakan dari PM yang bisa dibanggakan, padahal kementerian ini dulunya bernama Kementerian Kesejahteraan Rakyat. Kementerian yang mengurusi hal krusial yaitu indeks kesejahteraan. Tapi ini sama sekali tidak terdengar gaungnya kecuali celetukan soal “diet”.

Nama Dien Syamsudin muncul, ini wacana lama ketika 2014 lalu, bisa jadi Dien masuk lagi, atau justru Muhaimin Iskandar. Namun pribadi sendiri masih mengharap CT bisa maju lagi sebagai Menteri di posisi ini.

9. Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly sudah bukan rumor lagi akan diganti. Minim prestasi, blunder soal kepengurusan Golkar dan PPP, penghapusan pembatasan hak remisi napi korupsi, menyanggah Keppres Bambang Widodo sebagai Dirjen Imigrasi, tidak satu suara soal revisi UU KPK dan beragam tuntutan masyarakat agar diganti semakin kencang. Dan saat ini mungkin saat yang tepat bagi Presiden untuk mengganti.

Sebetulnya ada dua nama pengganti, yang pertama adalah Yusril Ihza Mahendra dan yang kedua adalah Saldi Isra, si penerima Bung Hatta award. Tapi karena nama pertama lebih memilih posisi yang lebih strategis, maka nama kedua menjadi pilihan.

10. Menteri Perindustrian, Saleh Husin menghadapi tantangan berat karena kondisi ekonomi yang menurun, tapi siapa yang peduli? Satu hal, kurang cepat. SH dinilai kurang cepat dan tanggap dalam inovasi menahan perusahaan yang kolaps atau kabur dari Indonesia. Indeks Pertumbuhan Industri masih dibawah indeks pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Penggantinya, menurut sumber adalah Sutrisno Bachir ataupun Emirsyah Satar. Kalau dari hasil poling amatir, nama kedua adalah favorit. Aksinya yang heroik ketika turnaround Garuda Indonesia, lalu menaikkan pamor Mataharimall.com patut ditunggu.

Masih ada nama lain seperti Darmin Nasution atau Sofyan Djalil. Dua nama di bidang perekonomian yang terlalu senior sehingga miskin inovasi. Tapi belakangan, kekompakan mereka pada kebijakan menurunkan bunga pinjaman bisa dinilai sebuah prestasi.

Bank yang selama ini dimanja dengan bunga tinggi bisa dipaksa memangkas suku bunganya. DN yang memang berideologi bunga rendah patut dipertahankan, karena bunga rendah akan menyebabkan inflasi bisa ditekan dan ekonomi mulai kembali bergairah, caranya dengan menjaga kestabilan harga, efisiensi dan meningkatkan produksi (ini kalau happy ending).

Bagaimana menteri yang lain? Di grup WhatsApp beredar pula nama-nama lain, tapi sepertinya hanya 10 besar itu yang paling potensial di rombak, selebihnya masih bisa di push seperti Menkeu Bambang Brodjonegoro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun