Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Reshuffle Kabinet Jilid II, Otak-atik Menteri demi Nawacita

6 April 2016   19:12 Diperbarui: 7 April 2016   01:54 2216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari mulai mundurnya Djoko Santoso Dirjen Perhubungan Darat yang tampak konyol, hingga masalah transportasi online yang justru berakhir kerusuhan supir taksi. Ig Jonan seperti mati kutu untuk memberesi Jakarta, apalagi Indonesia.

Kandidat yang muncul adalah Budi Karya Sumadi, kiprah BKS di JAKPRO sewaktu membantu Presiden Jokowi yang waktu itu masih sebagai Gubernur DKI pasti diperhitungkan. Waduk Ria-Rio, Waduk Pluit, Taman Lansia hingga Rusunawa.

Ada dua posisi yang cocok: Menteri Perhubungan atau Menteri PU. Dengan kapasitasnya, baginya menteri hanya soal waktu.

5. Menteri Kelautan dan perikanan, untuk posisi yang ditinggalkan dari Bu Susi harus ada penggantinya, Arief Satria mungkin nama yang cocok. Kiprahnya dalam bidang Kelautan dan Perikanan cukup moncer sebagai Dewan Kelautan Indonesia dan juga Dekan Ekologi IPB.

AS merupakan pendukung setia kebijakan SP pada peraturan menteri nomor 56/2014 dan 57/2014 tentang Moratorium izin kapal eks asing dan pelarangan transshipment.

6. Menteri Pertahanan, tidak ada alasan yang spesifik sebetulnya, kecuali Ryamizard Ryacudu sudah sepuh, praktis tidak ada kebijakan yang greget. Hanya usulan soal bela Negara, kecaman LGBT dan menolak ngotot belanja alutsista. Sisanya hanya konferensi pers terkait jatuhnya pesawat Super Tucano dan juga Helikopter TNI Bell 412.

Presiden butuh greget di bidang pertahanan. Dan cukup terkejut ketika ada nama Jaleswari Pramodhawardani. JP memang terkenal sebagai peneliti LIPI dan juga pengamat pertahanan yang kritis, masih cukup muda, enerjik dan punya keberanian.

Tapi ini dunia laki-laki, setidaknya untuk daerah Pertahanan Negara. Opsi lain yaitu Mayjen TB Hasanuddin atau Jenderal Moeldoko.

7. Menteri Pemuda & Olahraga, pasti banyak yang setuju ketika Imam Nahrowi diganti, ya jelas selama menjabat hampir tidak ada kebijakan yang (lagi-lagi) greget. Kegagalan PSSI, bahkan kaburnya La Nyalla menjadi catatan buruk IN.

Satu-satunya hiburan dari IN adalah majunya Rio Haryanto ke pentas F1 dunia, itupun lebih banyak dari usaha Rio sendiri ketimbang dukungan dari IN. Bulutangkis? Lagi-lagi karena kemampuan personal, bukan lahir dari kebijakan dan tindakan IN

Penggantinya? Siapa lagi kalau bukan Eric Thohir, sudah bukan rahasia umum kalau ET memang berambisi dalam bidang olahraga, dan selama ini memang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun