[caption caption="Courtesy: www.ciputraenterpreneurship.com"][/caption]Dear Gibran
Surat saya ini sekaligus mewakili hati dan perasaan para haters di dunia maya kepada anda, Gibran Rakabuming Raka atas sikap anda sebagai anak penguasa negeri Indonesia Raya tercinta, anak seorang pemimpin bangsa yang teramat besar dan kaya ini. Mumpung 2016 masih berjalan dua hari, semoga surat ini mengingatkan anda.
Surat ini adalah surat yang mewakili kekecewaan para pengusaha katering, para pengusaha martabak, para pengusaha kafe yang merasa tersaingi oleh anda. Anda kan anak Presiden, seharusnya anda lebih cocok ada di deretan pemegang saham BUMN, deretan pemegang saham Indofood, Astra, berkolaborasi dengan pengusaha Singapura, atau tentunya duduk bersama dengan para Emir Kerajaan Arab untuk membahas proyek Petrochemical di Indonesia, dengan saham terbesar adalah trah keluarga anda.
Anda seharusnya ada di Dubai atau London, membahas bagaimana caranya agar Indonesia bisa membeli minyak dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga selangit kepada rakyat. Anda dan istri seharusnya sedang duduk hepi-hepi dengan Mister Riza Chalid disana, ketawa-ketiwi, nge-wine, yang ujung-ujungnya membuat perusahaan tandingan Petral (Petral jilid II).
Ngapain coba anda mikirin kombinasi rasa untuk martabak, Marshmallow? Nutella? atau Chocochips? Ah enggak level, kami kecewa!.
Saya kecewa karena anda ternyata tidak tertarik politik, ini kesalahan terbesar anda sebagai anak Presiden. Bayangkan, untuk menjadi politikus, seorang harus susah payah bayar sana bayar sini, lobi sana, lobi sini sampai bunuh diri. Lha anda yang mendapat previlej itu malah enggak mau.
Apa karena bapak anda bukan pendiri partai? ah tak jadi soal, si ibu ketua partai sepertinya mudah saja dilobi, apalagi pamornya naik karena bapak anda. Apa susahnya buat anda?. Moncong putih harus dikembalikan kejayaannya, ibu ketua partai sudah terlalu "sepuh", butuh kaum muda bermental baja seperti anda. Tapi..ah..
Terus terang kami dan kawan-kawan anda yang lain kecewa puool, karena kami sudah membayangkan beragam proyek yang bisa anda berikan kepada kami. Andaikan saja anda bisa membagi satu persen RAPBN 2016 dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sebesar 7.9 Trilyun, maka dengan keuntungan 30% saja, anda dan kami bisa menikmati keuntungan 23,7Â milyar rupiah tanpa harus menguras tenaga. Not bad untuk awal. Dan tak mungkin kan kita hanya ambil untuk 30%, kalau bisa 100%.Â
Belum lagi dari sektor lainnya, prediksi kasar 300 milyar keuntungan bisa kita peroleh. Tapi sekarang bubar, masak kami mau proyek katering. Nggak lah yau..
Surat ini tentunya juga mewakili kekecewaan para jomblowan warga Solo. Bagaimana tidak, anda telah merengut harapan jomblowan se-seantero Solo untuk memiliki resolusi "2016: Aku tidak akan jomblo lagi, Selvi tunggulah mas mu!".
Sekarang resolusi itu harus mereka kubur dalam-dalam dengan air mata, dan menderita kembali karena status tanpa harapan. Wahai para jomblowan Solo, menangislah sebelum menangis itu dilarang.Â
Apa sih sulitnya anak presiden seperti anda mendapatkan gadis secantik Mariana Renata atau Nabila Syakieb, semanis Dian Sastro, seseksi Bebie Julius atau bahkan se-hot Nikita Mirzani. Ohya, banyak juga anak-anak pejabat lain yang siap anda pinang sebagai konsolidasi politik bapak anda. Sah? tentu saja sah, apa yang tidak sah dinegeri ini kalau yang berbicara kekuasaan dan uang?
Tapi anda malah memilih gadis sederhana yang rumahnya saja harus di permak total untuk siraman dan midodareni. Dan kami tambah kecewa karena bapak anda justru bangga dengan kesederhanaan itu, kami kecewa.
Pesan kami untuk anda di 2016, ambil kursus '12 Jam Teknik Kumon: Bagaimana Menjadi Anak Presiden'. Banyak guru yang siap mengajari. Ada mas Bambang, belajarlah bagaimana mengelola saham, proyek dan beristri yang cantik jelita glamour. Dia adalah kombinasi sempurna, ada mas Tomy dan juga ada mas Ibas, belajarlah bagaimana menjadi politikus dan teknik lobi.
2016, jadilah anak Presiden sebenarnya, contohlah mereka-mereka itu yang mulai membangun trah, membangun dinasti kelas kakap di negeri ini. Kami siap mendukung mu, kami ingin cipratanmu. Bukan cuma ketusanmu di media.Â
Salam haters,
[Karena haters juga butuh asupan 'GIZI']
Â
* Tulisan teinspirasi dari "Gibran Rakabuming seharusnya belajar dari Ibas Yudhoyono dan Tommy Soeharto, dimuat di www.mojok.co*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H