"Kurang ajar!!..jangan bawa-bawa bulan langsat, kau hanya peduli uang ku, dan sekarang kau berkata begitu, haahh!!" Aku hilang kendali.
Seketika ku lempar gelas scotch kewajahnya, wajah yang mulus bagai keramik Cina. Tubuhnya terpelanting kebelakang, dahi sebelah kirinya mengucurkan darah segar berwarna ungu. Sonia terkapar, dia mati. Telanjang.
Gelas pecah berantakan.
I don't know how you were diverted..
Aku mengatur nafas dan kembali terdiam. Ajaib, suara tokek kembali terdengar, kunang-kunang datang menggerayangi plafon luar jendela. Tiba-tiba aku merasa pusing, pusing sekali seperti diserang vertigo.
Tiba-tiba aku teringat ucapan ibuku dahulu setiap ku merasa pusing seperti ini.
"Pergilah ke cermin, bicaralah"
Maka aku pun berlari kearah cermin besar di kamar ku yang luas, berharap mendapat jawaban.
"Siapa ak.."
Aku tercekat tak sempat bicara. Aku terpaku menatap cermin.
Tanpa sadar pelan-pelan tanganku meraih dahi sebelah kiri. Terasa basah, ku lihat tanganku.