Mohon tunggu...
Rio Gaury
Rio Gaury Mohon Tunggu... -

Simple and melancholic Sagitarius....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Sejarah Bukan Hanya Senang-senang Belaka

15 Januari 2017   11:08 Diperbarui: 15 Januari 2017   11:52 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin bagi sebagian orang, berwisata sejarah seperti mengunjungi museum, makam, atau situs-situs bersejarah lainnya dipandang sebagai sebuah visitasi yang tidak menarik, membosankan, kaku, dan banyak kesan lainnya. Kalau pun berkunjung, bisa jadi dianggap sebagai bentuk darmawisata biasa tanpa adanya bentuk 'apresiasi' atau 'penghormatan' terhadap sebuah situs bersejarah. 

Saya secara pribadi sangat menikmati kunjungan ke situs-situs berjarah bukan karena hanya kekaguman akan luasnya sejarah bangsa ini atau menatapi betapa indahnya bangunan masa lampau yang masih lestari hingga kini, namun lebih dari itu, kunjungan ke tempat-tempat itu bisa membuat saya melakukan kontemplasi diri, bahwa begitu banyak hal yang bisa saya dan generasi muda lainnya lakukan untuk memajukan negeri dengan passion yang kita punya dibandingkan hanya meratapi nasib atau menggerutu di social media. 

Sebagai contoh, berkunjung ke museum Bank Indonesia atau Museum Bank Mandiri tidak hanya membuat saya terpapar dengan sejarah keuangan dan perbankan, namun juga memantik inspirasi untuk memulai investasi, atau suatu hari bahkan memulai bisnis sendiri. Begitu juga melakukan visitasi ke situs-situs budaya seperti Museum Taman Prasasti, Museum Wayang, Museum Keramik, atau Gedung Candra Naya misalnya juga menyalakan 'lentera ide' saya untuk menulis hal-hal yang berbau sejarah, menciptakan karya seni, atau hal lainnya yang bermuara pada muatan positif dalam hidup. 

Jujur saya sangat menyayangkan perilaku beberapa generasi muda di situs-situs sejarah yang memandang kunjungan ke museum hanya untuk ber selfie ria, berteriak-teriak, atau tertawa lepas tanpa adanya penghargaan terhadap esensi sejarah yang termaktub di dalamnya. Bahkan menyakitkan ketika mendengar percakapan bahwa "museum bukan merupakan tempat yang asik, lebih baik kita ke mall saja" misalnya. Pola pikir ini harus dirubah. Saya rasa penting untuk seluruh generasi muda termasuk saya sendiri untuk berpikir bahwa menggali sejarah krusial untuk refleksi diri, dan itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Kunjungan ke situs-situs bersejarah dapat menjadi awal yang baik untuk ini semua menurut saya, dan semoga saja mimpi saya dapat menjadi nyata. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun