Mohon tunggu...
ryna siahaan
ryna siahaan Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja

bekerja di bidang komunikasi pertanian tetapi tertarik dengan berwisata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kismi 2 di SDN Cemerlang

30 Oktober 2017   13:14 Diperbarui: 30 Oktober 2017   13:29 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu pagi, 4 Februari 2017, ditengah hujan yang mengguyur Kota Sukabumi tak menyurutkan langkah kami para relawan yang tergabung di kelas inspirasi sukabumi (kismi) 2 untuk datang ke SDN Cemerlang. Dengan berbagai barang bawaan yang kami siapkan, mulai dari alat peraga hingga keperluan konsumsi membuat suasana pagi itu begitu sibuk. Diawali briefing singkat dari Ka Chyka, terkhusus untuk para inspirator yang baru pertama kali ikut, kami memantapkan diri memasuki kelas masing-masing.

KI Sukabumi merupakan kelas inspirasi ke-2 yang saya ikuti setelah Bekasi. Jika ada orang yang setelah ikut KI kemudian kapok, saya malah ketagihan. Merelakan hari cuti untuk membagikan sedikit yang saya punya ternyata lebih membahagiakan daripada cuti saya habiskan sendiri. Rencana awal kami untuk melakukan flashmob di opening ceremony pun berubah dijadikan closing, dengan harapan hujan tidak turun lebat. Saya berpindah-pindah kelas dengan menggunakan jaket, terkadang payung. Kondisi sekolah yang terdapat beberapa tangga membuat kami harus ekstra hati-hati saat berpindah kelas, khawatir tergelincir.

Pagi itu saya awali di kelas 6, menurut info dari pihak sekolah kelas ini merupakan kelas teraktif. Wow....langsung saja saya segera berdoa semoga kegiatan ini berjalan lancar. Ternyata benar kelas ini sangat aktif, mengikuti metode seorang teman saya memanggil murid bukan berdasarkan nama tetapi cita-cita mereka. Awalnya mereka malu-malu tapi semakin lama semakin bangga akan cita-citanya tersebut. Di kelas inilah saya pertama kali menemukan seorang murid yang bercita-cita menjadi ustad. Wow...luar biasa! Saya teringat masa-masa sekolah minggu dulu, dari 60 anak hanya 1 orang saja yang bercita-cita menjadi pendeta. Buat saya, ini merupakan cita-cita yang luar biasa. Anak ini begitu pendiam dan minder karena beberapa temannya mengejek cita-citanya tersebut. Jadi saya coba menjelaskan bahwa menjadi ustad bukanlah hal yang buruk. Ustad juga pekerjaan yang mulia.

Kelas-kelas selanjutnya berlangsung dengan aman. Hingga tibalah kelas terakhir, kelas 2, ini merupakan pertama kalinya saya mengisi di kelas kecil. Respon mereka sangat berbeda dengan yang saya kira. Ternyata berada di kelas ini sangat menyenangkan. Daya hayal dan tingkat kepekaan lebih tinggi dari kelas sebelumnya justru membuat saya nyaman berada di kelas ini. Ada satu orang anak yang pendiam, yang mau tampil kalau dibujuk dan diajak langsung ke depan kelas. Dan momen yang menyentuh saya adalah ketika menulis di piagam cita-cita. Beberapa anak bertanya apa itu bapak dan ibu, yang membuat saya menjelaskan bahwa itu adalah orang tua dan ternyata beberapa anak tinggal dengan ibu/bapak dan neneknya. Dan ternyata info dari guru, anak-anak di sekolah ini banyak juga yang orang tuanya bekerja sebagai TKI.

Setelah setiap kelas selesai menulis piagam cita-cita, maka dilakukanlah flashmob lagu "Setinggi Langit" yang dinyanyikan oleh Naura. Awalnya sesuai rencana hanya beberapa relawan dan tim dokumentasi yang berada di tengah lapangan. Tetapi ketika lagu mulai diputar, ternyata sebagian besar anak dan guru ikut menari bersama. Ah...lagi-lagi KI meninggalkan kesan yang membuat saya ingin terus berpartisipasi di kelas inspirasi lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun