Senin, 31 Oktober 2016 merupakan hari yg luar biasa bagi saya. Hari itu pertama kalinya saya mengikuti kelas inspirasi dan mendapat kepercayaan bersama teman-teman yg  lain untuk menceritakan pekerjaan kepada adik-adik di SDN Sumurbatu 4. Sekolah itu berada di bantar gebang, dan baru sekali itu saya melihat seperti apa bantar gebang yg selama ini terdengar di TV.
Pagi itu sekitar pukul 6 pagi kami sudah hadir di sekolah, belum banyak murid dan guru yang hadir. Mungkin karena terlalu antusias jadi kami datang terlalu pagi tapi hal ini dimanfaatkan untuk mempelajari kondisi sekolah serta berkenalan dengan beberapa orang murid disana. Dan akhirnya, hari inspirasi pun dimulai tepat pukul 7 pagi. Upacara senin yang pertama setelah terakhir kali ikuti kegiatan ini di tahun 2008.Â
Selesai upacara kami pun berkenalan di hadapan para siswa. Terbiasa bekerja mirip EO ternyata perasaan deg-degan tetap saja muncul, tetapi hal ini tidak hanya dirasakan oleh saya yang baru pertama kali ikut kelas inspirasi (KI) tetapi juga oleh teman-teman lainnya yang telah ikut KI sebelumnya.Â
Kelas pertama yang saya datangi adalah kelas 5, jumlah murid ada 60 orang. Kelas penuh hingga depan, bahkan ada beberapa meja yang berisi 3 orang siswa. Tidak terbayang bagaimana proses KBM dengan jumlah siswa sebanyak itu. Peralatan yang saya bawa adalah print contoh poster kegiatan yang diadakan, HT mainan, dan kertas A4. Sesi pertama memperkenalkan pekerjaan dengan gambar berjalan lancar, keseruan mulai muncul saat percobaan menggunakan HT yang ternyata tiba-tiba tidak berfungsi.Â
Oleh karena itu saya mengakalinya dengan mengajarkan membuat origami kamera dari kertas. Diawal sesi melipat masih aman, mulai bagian akhir anak-anak mengalami kesulitan hingga saya kewalahan dan ternyata waktu yang sudah habis. Ternyata benar kalau waktu 45 menit itu tidak terasa. Akhirnya dengan berat hati kelas harus berakhir.
Selanjutnya saya mengisi di kelas 4. Siswa disini jumlahnya 59 orang. Wow, sekali lagi berada di kelas "gemuk". Berhubung HT rusak mendadak, sesi ini diganti dengan belajar memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Inggris dan ada 2 orang siswa yang mau maju ke depan. Sesi pembuatan origami kamera pun ada di kelas ini. Meskipun akhirnya harus menggunakan jam istirahat tetapi kamera boleh selesai dibuat. Beberapa orang siswa juga turut bekerja sama dengan membantu sesama temannya dalam proses lipat-melipat ini. Sungguh menyenangkan mengetahui mereka saling membantu.
Tibalah saya di kelas terakhir, kelas 3B. Para siswa di kelas ini semuanya aktif hingga hampir membuat saya kewalahan. Karena ketika saya hanya meminta bantuan 4 orang siswa untuk ke depan, ternyata hampir semuanya maju. Oleh karena itu saya pakai taktik maju per 3 kelompok. Berhubung di jam-jam terakhir biasanya konsentrasi mulai berkurang di kelas ini hanya memperkenalkan pekerjaan menggunakan gambar.
Kerana pembuatan origami kamera dirasa terlalu sulit untuk mereka. Karena itu saya meminta mereka untuk menuliskan cita-cita dan alasannya di selembar kertas, dari sini saya mengetahui ternyata dokter dan polisi masih menjadi favorit cita-cita mereka. Dan sama seperti kelas lainnya di jam terakhir KBM, dilakukan penempelan cita-cita di pohon insprasi. Mereka begitu bersemangat hingga menempelkan sendiri di papan tulis. Oh ya, satu hal lagi, siswa di kelas ini pun sangat senang ketika difoto hahaha.
Setelah kegiatan KBM berakhir kami pun makan siang dan berbincang-bincang dengan guru. Banyak hal yang boleh didapat dari KI ini, salah satunya saya merasa cuti saya tidak terbuang percuma ataupun habis untuk saya sendiri saja. Rasanya seperti berliburan dari suatu tempat. Mungkin hal ini boleh diikuti oleh para rekan kerja lainnya untuk tergabung dalam kelas inspirasi di kota-kota lainnya. Sehari cuti seumur hidup menginspirasi, biarlah boleh menjadi kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H