Pengantar
Kehidupan di dunia ini adalah suatu anugerah Tuhan yang lebih berharga dan mulia. Berbicara tentang kehidupan berarti membicarakan segala peristiwa hidup, kejadian (fenomena), dan pengalaman di dalam kehidupan, baik dalam kelompok (masyarakat) Â maupun pribadi (individu). Hidup bersama (berkelompok) menuntut suatu keteraturan, keterikatan, memiliki peraturan sebagai pedoman hidup bersama.
Hidup yang merupakan rahmat ini, manusia mengolahnya dengan bentuk, corak dan cara yang berbeda-beda. Bermacam ciri kekhususan menunjukkan keadaan, sikap, dan sifat tertentu dalam kelompok, diantaranya hidup bersama, hidup riang dan ramah, ada peraturan dan sikap hidup beragama.
Tulisan ini secara khusus menyajikan bagaimana sikap hidup suku Tanimbar dalam mengolah, mengembangkan kehidupan yang dianugerahkan Tuhan baginya.
1. Â Sikap Hidup Kebersamaan
Sikap hidup suku Tanimbar lebih cenderung mementingkan dan memperhatikan kelompok besar (masal) daripada kelompok kecil (kelurga). Suku Tanimbar berpadangan bahwa dalam unsur kebersamaan, telah mengungkapkan kehidupan pribadi. Kehidupan bersama lebih dipentingkan daripada kehidupan pribadi, walaupun kehidupan bersama sering dinilai merugikan kehidupan pribadi.
Hal yang penting dalam hidup bersama bukan untung atau rugi, tetapi "Nilai" hidup sebagai pola hidup manusia. Dengan kata lain, kebutuhan orang lain lebih diutamakan daripada kebutuhan pribadi, berlandaskan falsafah budaya Duan-Lolat, "hidup kekerabatan, kekeluargaan, dan persaudaraan yang akrab", akibatnya orang dapat memberikan sesuatu yang "berharga" bila dibutuhkan orang lain tanpa ada ganti rugi.
Unsur lain yang menjadi faktor pemersatu dalam kelompok besar (masal) ialah bahasa. Suku Tanimbar memilik lima jenis bahasa : (Yamdena, Fordata, Selaru, Selwasan dan Makatian). Hidup dan pergaulan dalam kelompok besar baru "sempurna", kalau diikat bahasa yang satu.Â
Singkatnya sikap hidup kolektif suku Tanimbar terarah kepada kebersamaan atau kekerabatan dalam kelompok besar (masal), dapat dijumpai dalam corak kehidupan berikut ini.
2. Sikap Hidup Riang dan Ramah
Keadaan alam suku Tanimbar mengizinkan petani ladang Tanimbar untuk tidak bekerja keras seperti petani ladang ditempat lain. Suku Tanimbar berkerja lebih ringan. Bekerja dalam kelompok besar, memungkinkan terciptanya suasana "ramai dan riang" diantara para petani. Bahkan alam yang subur dan kaya, seakan tertawa ramah kepada para petani.