Semenjak surat itu datang, aku selalu bergelut dengan waktu tuk membaca pesan yang bertuan. Aku bahkan tak membiarkan 1 kata pun lenyap dalam ingatan. Bagaimana tidak, 5 tahun sudah aku menanti, mengagumi dalam diam tanpa balasan.
"CV Ta'aruf"
Niat tersurat itu telah dilayarkan tuannya.
Dan dalam waktu dekat ini, ia akan datang bertamu untuk menyiratkan segala niat.
"Bismillah..
Aku ingin menyempurnakan separuh agamaku bersamamu."
Kata-kata suci itu keluar dari lisan seorang lelaki yang entah sudah berapa purnama aku lewati untuk menunggunya. Detik demi detik melambat, seiring khitbah yang terlontar.
Tangisku luruh bagai bendungan yang retak menyeluruh.
"Aku akan berusaha bahagia untukmu kak.." kataku lirih, mencoba tuk meyakinkan rasa yang berkecamuk perih.
"Terimakasih, telah mengikhlaskannya untukku.." ucap Kak Khadijah padaku dengan senyum yang mengembang indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H