Mohon tunggu...
Ryke Ayuningtyas
Ryke Ayuningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - 17510169

Mahasiswi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Resiko Menggunakan Diagram Tulang Ikan, Solusi Andalan Startup Entrepreneur!

8 Desember 2020   13:34 Diperbarui: 8 Desember 2020   13:38 4020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagram Fishbone Usaha Ngemil.co

Seorang entrepreneur yang baru saja memulai usahanya tentunya masih tidak luput dengan resiko-resiko yang akan terjadi pada usahanya kelak.  Untuk menghindari resiko-resiko yang akan terjadi tersebut, tentunya sebagai entrepreneur baru kita cenderung menggunakan teknik-teknik penghindaran resiko yang mudah namun tepat. Fishbone diagram atau diagram tulang  ikan kerap dinamakan demikian karena bentuknya yang seperti tulang  ikan. Diagram ini sering juga  disebut Cause and Effect  Diagram atau Ishikawa  Diagram. Diagram ini diperkenalkan  oleh  Dr.  Kaoru Ishikawa dari Jepang. 

Diagram fishbone mengidentifikasi sebab-sebab yang potensial dari suatu efek maupun masalah, lalu menganalisis masalah tersebut melalui sesi pencarian solusi atau bisa disebut dengan sesi brainstorming. Bagi penulis sendiri, diagram fishbone merupakan diagram yang sangat mudah difahami apalagi untuk para pebisnis pemula. Bahkan hanya sekedar usaha makroni pedas dan basreng saja yang bernotabene masih usaha kecil-kecilan, diagram fishbone tetap bisa digunakan dan dapat menyelesaikan masalah dengan cermat. Cukup memakan waktu 30-60 menit untuk menggunakannya, oleh karena itu teknik identifikasi resiko ini patut dipelajari dan diapresiasi lebih lanjut. 

Selain itu pentingnya bagi kita untuk menganalisis dan mengidentifikasi resiko-resiko yang kemungkinan akan terjadi di masa depan ialah untuk keberlangsungan usaha kita, baik itu usaha kecil menengah maupun keatas. Bagi penulis sendiri, menggunakan teknik-teknik identifikasi resiko sudah berarti kita memiliki niat yang tinggi atau keseriusan terhadap usaha kita, karena kita tahu bahwa kecil atau besar sebuah usaha pasti tidak akan luput dari yang namanya 'resiko'.

Bagi penulis, diagram fishbone ini terdapat kelebihan maupun kekurangannya. Untuk kelebihannya sendiri bagi penulis ialah, diagram ini termasuk diagram pengidentifikasi resiko yang cukup mudah, cara-cara atau steps nya mudah difahami, serta dapat mencakup banyak faktor (lingkupnya luas), dan juga penamaannya yang cukup simple dan mudah diingat yakni 'diagram tulang ikan / fishbone diagram'.  Namun untuk kekurangannya sendiri, diagram fishbone ini memerlukan ide dan pemikiran yang cukup kreatif. Mengapa? karena kita akan menerka-nerka kira-kira apa saja yang akan menghambat usaha kita di masa yang akan datang, dan kalau semisal pemikiran kita tidak mencakup semua potensi resiko, akan terdapat resiko yang tidak sempat teranalisa pada saat itu, yang memungkinkan kita tidak bersiap diri saat resiko itu terjadi.

Berdasarkan pengalaman penulis menggunakan diagram fishbone, penulis pada saat itu mengimplementasikan teknik tersebut ke usaha kecil-kecilan penulis sendiri, yakni jajanan atau camilan ringan pedas. Penulis pada saat itu ingin mengetahui solusi dari resiko 'pelanggan tidak puas' dengan produk camilan pedas penulis, mengingat produk-produk diluar sana khususnya untuk produk makanan ringan pedas sudah berjejer banyak di tengah-tengah masyarakat, yang akan menyebabkan produk penulis kalah saing. Ini adalah contoh dari diagram fishbone yang kala itu dibuat oleh penulis untuk mengidentifikasi resiko ketidakpuasan pelanggan, pada usaha penulis yakni Ngemil.co

Diagram Fishbone Usaha Ngemil.co
Diagram Fishbone Usaha Ngemil.co

Langkah pertama ialah menentukan resiko apa yang ingin diidentifikasi, disini penulis memilih resiko 'ketidakpuasan pelanggan', maka ditulis 'kepuasan pelanggan Ngemil.co' sebagai langkah pertama. Lalu selanjutnya kita tarik garis horizontal di tengah-tengah tepat setelah 'kepuasan pelanggan' seperti gambar di atas. Setelah itu, langkah selanjutnya ialah menentukan faktor-faktor apa saja yang terlibat dalam penentuan 'kepuasan pelanggan' terhadap produk kita, disini penulis menggunakan dua faktor yakni 'Kualitas Pelayanan' dan 'Kualitas Produk'. Setelah menentukan faktor-faktor tersebut, selanjutnya kita menuju lebih dalam lagi yakni menemukan akar dari permasalahan tersebut. Untuk kualitas produk sendiri, terdapat dua akar permasalahannya yakni 'Snack Remuk' dan 'Kemasan Terbuka'. Pada akar permasalahan 'Snack Remuk' kita dapat menemukan hal-hal yang berpotensi menyebabkan hal tersebut terjadi, salah satunya ialah 'Tidak memakai kardus saat mengirim snack', hal yang berpotensi dapat menyebabkan snack remuk inilah yang akan kita tulis selanjutnya di diagram fishbone tersebut. Dan hal itu berlanjut terus hingga seluruh faktor penyebab resiko ditemukan akar permasalahannya.

Jangan lupa setelah kita selesai membuat diagram tersebut, kita harus mencari solusinya. Bisa dengan cara faktor-faktor berpotensi resiko tersbeut dimasukkan ke dalam bentuk tabel, dan ditulis solusinya disebelahnya. Dan berbagai cara lainnya. Sehingga selain kita menemukan akar dari permasalahan yang dapat berpotensi resiko, kita juga bisa menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut.

Semoga bermanfaat, Adios!

Salam Entrepreneur!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun