Mohon tunggu...
Ryka Ayu Lestari
Ryka Ayu Lestari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menari dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Buku: Pengelolaan Sekolah Melalui Model Manajemen Berbasis Sekolah

16 Desember 2023   14:30 Diperbarui: 16 Desember 2023   15:04 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Buku "Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah" karya Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd.

          Otonomi daerah merupakan pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengelola secara mandiri urusan nasional. Otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak 2001. Semua bidang pembangunan diotonomikan, tidak terkecuali bidang pendidikan. Otonomi bidang pendidikan dilakukan secara berjenjang, yakni dimulai pada tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah. Otonomi daerah pada tingkat sekolah sering dikenal dengan manajemen pendidikan berbasis sekolah atau manjemen berbasis sekolah (MBS).

          Pada buku ini disampaikan berbagai masalah pendidikan dimulai dari berbagai perubahan di dunia pendidikan Indonesia yang diresahkan oleh merosotnya mutu hampir di semua jenjang dan jenis pendidikan, yang disebabkan oleh faktor antara lain kurikulum yang kurang mendorong siswa untuk memiliki kompetensi, proses pembelajaran yang kurang efektif, kualitas guru yang rendah karena kurangnya kesempatan mengembangkan diri, bahan ajar yang terlalu dan tidak mampu membuat anak belajar. Selanjutnya, yaitu kualitas pendidikan yang belum memuaskan. Hal ini disebabkan oleh belum sepakatnya para penyelenggara pendidikan menetapkan standar mutu yang harus dicapai serta beberapa departemen penyelenggara pendidikan, yang ternyata tidak mudah untuk mencapai kesepakatan tentang standar mutu tersebut. Berikutnya, yaitu tentang manajemen pendidikan yang tersentralisasi membuat sekolah dan lembaga pendidikan lainnya menjadi tidak berdaya dan tidak aspiratif, serta membatasi kreatifitas, ditambah lagi dengan  penterjemahan di lapangan yang 'tidak cerdas'. Terakhir, yaitu rakyat miskin yang terus terpinggirkan. Masih saja ada anggota masyarakat yang belum dapat bersekolah yang disebabkan oleh berbagai kondisi sosial ekomomi di lingkungan masyarakat. Biaya pendidikan yang cukup mahal, bila diukur dari tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Sekolah-sekolah favorit, hanya bisa dimasuki oleh sedikit kelompok masyarakat, khususnya mereka yang 'berduit'.

          Dalam menghadapi faktor-faktor tersebut, adapun pengelolaan yang akan disampaikan di dalam buku ini yaitu manjemen pendidikan berbasis sekolah atau dikenal dengan manajemen berbasis sekolah (MBS). Manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diartikan  sebagai model manajemen sekolah yang memberikan otonomi kepada sekolah yang mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan langsung semua warga sekolah dan masyarakat (stake holder) yang dilayani. MBS diharapkan dapat membuat sekolah lebih mendiri, dengan memberdayakan potensi sekolah melalui pemberian kewenangan lebih besar kepada sekolah (otonomi), dan mendorong sekolah untuk memulai 'mengambil keputusan secara partisipatif' yang melibatkan semua warga sekolah dan pihak masyarakat yang dilayaninya. 

        Mengapa perlu MBS? MBS perlu dilaksanakan karena beberapa alasan yang sudah disampaikan pada buku ini. Dengan adanya MBS sekolah akan lebih mengetahui tentang segala bentuk permasalahan yang harus diselesaikan. 

          Dalam buku ini juga terdapat perubahan pola manajemen pendidikan kedepan, karakteristik sekolah yang melaksanakan MBS, fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah, serta perencanaan biaya pendidikan. Ada pula pembahasan tentang dewan pendidikan, komite sekolah, dan kepemimpinan pendidikan. Serta terakhir yaitu motivasi kerja.

          Untuk membangun sekolah bekualitas, diperlukan  berbagai persyaratan. Dibutuhkan regulasi yang sesuai dengan perkembangan persekolahan di Indonesia. Selain itu, dibutuhkan suatu otonomi manajemen yang memberikan  keleluasaan bagi para kepala sekolah untuk mengatur sendiri sesuai dengan kondisi sekolah yang dipimpinnya. 

          Keberhasilan sebuah sekolah ditentukan oleh berbagai faktor. Dibutuhkan komitmen yang kuat secara bersama untuk mewujudkan dengan baik visi dan misi sekolah. Guru harus bekerja dengan optimal sesuai dengan tugas dan kewajibannya yaitu mendidik dan mengajar para siswa. Sebaliknya para siswa juga harus menunjukkan komitmennya untuk belajar dengan tekun, ulet, cerdas dan sanggup belajar keras. untuk mampu bekerja keras dalam mencapai keberhasilan, dibutuhkan motivasi yang tinggi bagi kepala sekolah, guru, murid, dan para pegawainya. Itulah yang disampaikan dari buku ini.

          Buku ini sangat menarik dan sangat direkomendasikan kepada pendidik dan para calon pendidik untuk dibaca karena kualitas dari materi buku ini yang sangat bagus dan terinci yang berisi tentang bagaimana cara kita dalam membentuk perubahan sekolah yang berkulitas. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami sehingga memudahkan para pembaca dalam memahami isi materi dari buku ini.

          Kekurangan dari buku ini yaitu terletak pada cover buku yang kurang menarik serta isi yang terlalu penuh dengan tulisan saja. Jika pembaca adalah seorang pendidik atau calon pendidik buku ini akan sangat bermanfaat dan membantu, tetapi jika pemabaca adalah anak-anak, sepertinya buku ini lebih terkesan kebanyakan teori yang akan menimbulkan kesulitan untuk dipahami. 

          Majemen pendidikan berbasis sekolah (MBS) merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif. Semua bentuk pengelolaan yang sudah dipaparkan dalam buku ini merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan para pendidik guna mencapai keberhasilan dari kualitas sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun