Harry melanjutkan, prinsip keempat adalah Bank Mandiri terus memperluas ekosistem digital dengan menggandeng lebih dari 600 rekanan dalam proses pembuatan rekening, transaksi perbankan, dan pinjaman digital.
Sementara prinsip kelima, Bank Mandiri menggunakan data analytics melalui kemampuan AI, menghasilkan visual analytics dan memperkokoh manajemen data.
Sementara ekonom senior Samuel Sekuritas Indonesia yang juga dosen FEB UI, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, digitalisasi perbankan telah berdampak pada meningkatnya produktivitas. Saat ini, kontribusi sektor digital perbankan mencapai Rp1.000 triliun. Angka itu memang dalam PDB tidak terlalu banyak. Di tahun 2030 diharapkan, kontribusi terus meningkat mencapai Rp4.500 triliun.
Fithra mewanti-wanti, yang paling penting saat ini di tengah terus berkembangnya perbankan digital, adalah membuat masyarakat melek literasi keuangan. Efek positif sudah dirasakan dengan membuat layanan perbankan semakin inklusif. Namun di sisi lain, fenomena masyarakat yang terlilit pinjaman online terus meningkat.
"Banyak masyarakat terjerat pinjol. Utang mereka dibayar pakai utang. Habis penghasilan mereka untuk membayar utang. Risiko kurangnya literasi keuangan ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Kita harus menciptakan manusia yang paham digital teknologi," ujarnya.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H