Biarkan mereka datang dan pergi, karena pada akhirnya waktu yang akan menjawab. Mungkin kamu akan kesepian, tetapi setidaknya dia pernah singgah di hidup kamu atau kamu yang menjadi tempat persinggahannya, menciptakan momen indah bersama-sama. Tetaplah disimpan di memori, sebagai kenangan yang bisa membawa dampak positif di kemudian hari. Karena pada akhirnya, kamu hanya bisa mengandalkan diri kamu sendiri.
Ketika dia kembali ke kenyataan sekarang, Yui mendapati Lia menghampiri mejanya. "Eh, Yuyu," ujar Lia dengan panggilan akrabnya pada Yui, meskipun terdengar lucu. "Antar aku ke kantin bentar yuk? Mau beli minuman, haus nih!"
Yui tertegun, namun kemudian dia tersenyum tipis, mengiyakan ajakan Lia ke kantin. Mereka berdua berjalan beriringan, meskipun sedikit canggung. Tetapi, sesekali mereka mengobrol tentang kegiatan eksul dan pelajaran yang tidak disukai. Meskipun hubungan mereka tidak seperti dulu lagi, Yui tetap ingin menjaga hubungan pertemanan yang sudah terjalin selama ini dengan Lia. Dia jadi teringat sebuah peribahasa Rusia yang berbunyi, 'Jangan miliki seratus rubel, milikilah seratus teman.' Yui menangkap maksud peribahasa tersebut sebagai berikut:
"Segalanya butuh uang, dan dengan uang kita bisa membeli sesuatu yang diinginkan, namun hubungan yang terjalin dengan orang lain lebih dihargai daripada uang itu sendiri."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H