Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Di Antara Kita : Bagian Keempat

30 Desember 2024   16:16 Diperbarui: 30 Desember 2024   16:11 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pribadi

"Kalian apakan Mba Dhea sampai pingsan begini?"

Kevin menginterogasi mereka berdua yang telah berubah menjadi manusia normal lengkap dengan dua kaki dan pakaian yang mereka kenakan sebelumnya. Mba Dhea dibaringkan di atas sofa ruang tengah dengan dikompres air hangat, atas saran Gilang.

"Sumpah, mana kami tahu! Begitu dia melihat kami, dia langsung pingsan di tempat." Alina berusaha membela dirinya dan Kaori yang diduga menjadi penyebab Mba Dhea begini.

"Kecapekan kali? Mba Dhea aja nggak kasih kabar ke kita kalau dia bakal pulang cepat," timpal Gilang sesudah mengambil segelas air putih hangat untuk Mba Dhea. "Terus, pas lihat Alina sama Kaori, siapa juga yang nggak bakal kaget melihat ada dua putri duyung di kolam renang rumah," tambahnya seakan-akan membela mereka berdua.

"Tuan Gilang ..." Alina merasa terharu dengan pembelaan Gilang yang menyentuh hatinya.

Gilang mengacungkan jempol kepada Alina seakan-akan mengatakan 'Tidak masalah'. Kevin yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala. Dia juga merasa pernyataan Gilang itu masuk akal.  Tidak lama berselang, Mba Dhea pun siuman dari pingsannya. Setelah mengumpulkan kesadaran, mendadak dia histeris sembari menunjuk dua gadis cantik yang berada tidak jauh darinya. "M-m-mereka ... bukan manusia ..."

"Tenang, Mba Dhea, tenang! Kami sudah tahu, kok. Jadi, jangan khawatir!" Gilang berusaha menenangkan Mba Dhea yang langsung menghela napas lega begitu mendengarnya.

"Tapi, dari mana kalian semua bisa bertemu?" tanya Mba Dhea yang sudah sedikit tenang, namun raut wajahnya menunjukkan kebingungan.

Supaya masalah tidak berkepanjangan, Kevin pun meminta mereka semua untuk duduk melingkar di bawah yang beralaskan karpet berbahan wol yang lembut. "Mba Dhea, perkenalkan mereka Kaori dan Alina," ucap Kevin mewakili perkenalan mereka berdua dengan telapak tangan yang diarahkan secara bergantian. "Kami semua bertemu ketika berada di sebuah bar yang di dalamnya terdapat ruangan yang cukup besar dan sedang diselenggarakan lelang barang antik. Ketika kami hendak mengambil barang lelang yang diinginkan, pemandu lelang menawarkan Alina dan Kaori sebagai tambahannya. Tanpa pikir panjang, aku langsung membeli mereka dan membawanya ke sini. Lalu, Mba Dhea pulang tanpa kasih kabar terlebih dahulu dan bertemu dengan mereka berdua kemudian Mba pingsan di tempat. Begitu ceritanya, Mba Dhea," tambahnya panjang lebar dan sedikit menyindir Mba Dhea.

Mba Dhea menggaruk tengkuknya sambil tertawa kecil. "Maaf, Tuan Kevin. Soalnya, tiket kereta yang saya pesan itu hari ini, jadi saya terburu-buru buat ke sini," akunya. "Selebihnya persis apa yang Tuan katakan," tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun