Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Di Antara Kita : Bagian Pertama

24 Desember 2024   21:12 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:45 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Langit Malam, Sumber Gambar : Pribadi)

Sontak saja semua mata tertuju kepada Kevin. Sejauh ini, sederet harga yang ditawarkan masih di bawah milyaran. Tentunya mereka tidak ingin mengambil resiko yang tidak perlu. Para peserta yang hadir pun berdecak kagum dengan penawaran harga dari Kevin yang bisa dibilang cukup berani dan agak naif tersebut. "B-baiklah, apa ada yang lagi yang mau menawarkan harga?" kata sang pemandu kepada para peserta.

Hening. Tidak ada lagi orang yang mengangkat tangan atau sekadar bergurau mengajukan harga yang bisa membuat sebagian besar orang pingsan begitu mendengarnya. Tanpa berpikir panjang, sang pemandu pun berkata, "Baik, kalung ini terjual dengan harga lima setengah milyar kepada Tuan!"

Suara tepuk tangan saling bersahut-sahutan memenuhi ruangan lelang. Ketika keadaan ruangan sudah menjadi sepi, sang sopir dan Kevin sudah berada di sebuah ruangan di balik panggung untuk menyelesaikan transaksi barang. "Terima kasih banyak tuan-tuan sudah mau membeli barang kami. Saya tidak menyangka bahwa harga yang ditawarkan sangatlah fantastis!" ucap sang pemandu dengan gembira.

"Haha, tidak masalah!" Malah sang sopir yang menyahut dengan polosnya sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Rasanya Kevin ingin menjitak kepalanya saat ini juga.

Lalu, ada seseorang yang datang dan membisikkan sesuatu kepada sang pemandu. Nampak sang pemandu tertegun namun akhirnya mengangguk. "Tuan-tuan sekalian, ini sesuatu yang penting. Mari ikut saya," ucap sang pemandu yang berjalan mendahului. Kemudian, mereka berdua mengekori sang pemandu dalam kebingungan tanpa menghilangkan kewaspadaan.

Ternyata, mereka diajak ke sebuah ruangan yang di dalamnya terpajang sebuah akuarium besar. Begitu sampai, mereka berdua langsung takjub dengan akuarium tersebut. Airnya jernih, batu karang yang tersusun rapi, dan nampak ikan-ikan dengan beraneka jenis berenang ke sana kemari dengan ekornya yang gemulai.  "Eh, ini maksudnya apa ya?" Sesaat Sang sopir dan Kevin saling berpandangan dalam kebingungan.

Tidak lama kemudian, terdengar alunan melodi indah dari dalam akuarium. Tidak hanya itu, terdengar alunan melodi yang lebih indah dan menyejukkan hati menyahuti. Ikan-ikan mulai bergerumul membentuk pusaran angin. Setelahnya, dua pria tersebut membeku di tempat.

Begitu gerembolan ikan itu menyingkir ke segala penjuru akuarium, nampak dua makhluk mitos berparas cantik yang sering diceritakan dalam dongeng-dongeng rakyat. Tatapan mereka saling bersua dalam keheningan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Bersambung ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun