Mohon tunggu...
Rycca Nur Fitriana
Rycca Nur Fitriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

You're the one who decides the end

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Night Terrors Vs Nightmares, Yuk Kenali Perbedaannya!

28 Desember 2021   08:18 Diperbarui: 30 Desember 2021   20:51 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: FREEPIK/macrovector

Sebagian besar orang pasti pernah mengalami nightmares atau mimpi buruk. Bahkan mungkin ada yang tanpa disadari pernah mengalami night terrors atau teror tidur, tapi mengira bahwa itu mimpi buruk. 

Night terrors memang terlihat sama dengan nightmares. Namun, kedua kondisi tersebut sebenarnya berbeda loh. Night terrors cenderung lebih intens daripada nightmares.

Night terrors dan nightmares termasuk gangguan parasomnia. Gangguan parasomnia mengacu pada peristiwa fisiologis atau peristiwa tidak menyenangkan yang terjadi selama tidur. Selain night terrors dan nightmares, sleepwalking dan REM sleep behavior disorder juga termasuk gangguan parasomnia.

Apa itu night terrors?

Night terrors merupakan kondisi yang mengacu pada peristiwa perilaku selama tidur yang mencakup perilaku menangis, takut, dan panik. Night terrors biasanya terjadi pada anak-anak antara 4-12 tahun, dengan puncaknya pada usia 5-7 tahun. 

Pada usia anak-anak, anak laki-laki lebih sering mengalami night terrors daripada anak perempuan. Pada orang dewasa, kedua jenis kelamin memiliki rasio yang sama untuk mengalami night terrors.

Penyebab night terrors belum diketahui secara pasti, akan tetapi faktor genetik diketahui dapat mempengaruhi seseorang mengalami night terrors. Anggota keluarga yang memiliki riwayat night terrors memiliki risiko tinggi untuk mengalaminya. 

Stres, kurang tidur, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau demam juga dapat menyebabkan night terrors. Gangguan tidur seperti sleep apnea atau sindrom kaki gelisah berkontribusi pada kurang tidur yang dapat meningkatkan kemungkinan night terrors.

Seseorang yang mengalami night terrors mungkin duduk di tempat tidur dan tampak ketakutan, berteriak, menendang, memukul, atau berkeringat banyak disertai detak jantung dan pernapasan yang cepat, wajah memerah, serta pupil melebar. 

Dia mungkin mulai berbicara dengan tidak jelas, meronta-ronta dengan liar, atau berlarian di rumah. Jika dia terbangun, dia mungkin tidak mengenali orang lain atau mencoba mendorong orang lain untuk menjauh. Setelah beberapa menit, dia kembali tertidur lelap dan saat bangun tidak mengingat apapun tentang peristiwa itu.

Night terrors dapat menyebabkan seseorang mengalami kantuk berlebih saat siang hari sehingga kesulitan dalam melakukan pekerjaan, terganganggunya tidur, dan cedera pada diri sendiri atau orang lain.

Apa itu nightmares?

Nightmares merupakan mimpi yang menakutkan dan mengganggu yang biasanya melibatkan ancaman terhadap kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri. 

Nightmares merupakan hal yang umum dan sering terjadi pada anak-anak, terutama pada anak perempuan. Anak-anak biasanya mengalami nightmares saat berusia 3-6 tahun dan mulai berkurang saat berusia 10 tahun. 

Akan tetapi, orang dewasa juga dapat mengalaminya. Diketahui bahwa sekitar 85% orang dewasa mengalami setidaknya satu mimpi buruk per tahun.

Nightmares biasanya dialami oleh seseorang yang berada di bawah tekanan, misalnya stres, depresi, atau trauma. Kurang tidur, konsumsi obat-obatan, penyalahgunaan zat, membaca buku menyeramkan, serta menonton film horor juga dapat menyebabkan nightmares.

Meskipun nightmares sering terjadi, nightmares disorder relatif jarang terjadi. Nightmares disorder atau gangguan mimpi buruk adalah ketika mimpi buruk sering terjadi dan menyebabkan kecemasan, perasaan marah, sedih, mengganggu tidur, terganggunya aktivitas  karena kantuk yang berlebihan saat siang hari, atau membuat ketakutan untuk tidur. Diketahui bahwa sekitar 2-6% anak-anak dan 4% orang dewasa mengalami nightmares disorder.

Bagaimana membedakan night terrors dan nightmares?

Terkadang sulit untuk mengetahui apakah kamu mengalami night terrors atau nightmares karena gejalanya yang mirip. Namun kamu bisa mengetahuinya dengan melihat perbedaannya. Lalu apa sih perbedaannya?

Perbedaan utama antara keduanya terletak pada waktu terjadinya selama siklus tidur. Tahap tidur terdiri atas tidur rapid eye movement (REM) dan non-REM (NREM). Tidur NREM terdiri atas empat tahap, yaitu transisi dari bangun ke tidur (tahap 1), tidur ringan (tahap 2), dan tidur pulas (tahap 3 dan 4). 

Tidur REM berada di tahap 5 dimana tahap yang sebagian besar mimpi sering terjadi. Tidur REM terjadi sekitar 90 menit setelah tertidur. Nah, night terrors biasanya terjadi pada tidur NREM (tahap 3), sedangkan nightmares terjadi selama tidur REM yang biasanya terjadi saat larut malam atau menjelang pagi.

Perbedaan lainnya terletak pada reaksi saat bangun tidur. Saat seseorang mengalami night terrors, dia sulit untuk bangun dan mengalami kebingungan saat berhasil bangun. 

Dia juga tidak mengingat peristiwa yang terjadi. Sedangkan saat seseorang mengalami nightmares, dia mudah terbangun dan segera sadar penuh juga mampu mengenali lingkungannya saat terbangun. Dia mengingat mimpinya dengan jelas.

Perbedaan juga terletak pada gerakan saat mengalaminya. Gerakan saat mengalami night terrors tidak terbatas dan sering terjadi bersamaan dengan sleepwalking atau tidur sambil berjalan. 

Sebaliknya, gerakan saat mengalami nightmares terbatas. Proses biologis yang mengaktifkan mimpi---termasuk mimpi buruk---menghambat gerakan tubuh, sehingga anggota tubuh terasa seperti lumpuh.

Bagaimana mengatasi night terrors dan nightmares?

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi night terrors dan nightmares. Kamu dapat melakukan kegiatan yang menyenangkan sebelum tidur, seperti membaca buku, mengerjakan teka-teki, mendengarkan musik favorit, atau berendam air hangat. Jadikan kamar menjadi tempat yang nyaman untuk tidur. 

Jika kamu mengalami stres, kamu perlu mengatasinya. Kamu bisa berkeluh kesah dengan orang yang kamu percaya. Kamu juga bisa melakukan kegiatan sederhana untuk menghilangkan stres, seperti melakukan relaksasi atau kegiatan kesukaanmu. 

Jika diperlukan, kamu bisa meminta bantuan kepada psikolog. Selain itu, kamu juga perlu untuk mengatur pola tidur karena kekurangan tidur dapat menyebabkan night terrors juga nightmares. Dianjurkan untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.

Adakalanya seseorang mengalami night terrors disertai sleepwalking. Jadi pastikan lingkungan sekitarmu aman. Tutup semua jendela, pintu, dan gerbang. Pindahkan kabel atau benda yang dapat membuat tersandung serta sembunyikan benda tajam untuk mencegah cedera. 

Jika anak mengalami night terrors, tunggulah dan tetap berada dekat dengannya. Jangan berusaha untuk membangunkannya. Berusaha membangunkannya hanya akan memperburuk keadaan. Peluklah dan tenangkan dia dengan lembut lalu cobalah untuk membawanya kembali ke tempat tidur. Pada umumnya night terrors hanya berlangsung sebentar dan dia akan tertidur kembali.

Jika kamu mengalami nightmares, cobalah menggunakan lampu malam. Cahaya dari lampu malam dapat membantu untuk menenangkan jika kamu terbangun di tengah malam. 

Jika anak mengalami nightmares, buatlah suasana tidur yang nyaman untuknya, misalnya tidur dengan benda favoritnya. Jika dia terbangun, tenangkan dia. Minta dia untuk menceritakan mimpi yang dialami dan katakan padanya bahwa mimpi itu tidak nyata.

Jika kamu merasa night terrors dan nightmares terjadi terus-menerus, mulai mengganggu tidurmu, mengganggu konsentrasi, dan menyebabkan dirimu merasa kantuk berlebih saat siang hari, sebaiknya kamu menemui dokter. Kamu mengalami cedera karena night terrors? Maka kamu harus konsultasi ke dokter. Segera dapatkan bantuan agar night terrors dan nightmares dapat segera teratasi.

Sumber:

Kammerer, M. K., Bub, K., & Lincoln, T. M. (2021). The Relationship between Nightmares and Psychotic Experiences in Young Adults. Sleep Medicine, 77, 315-322.

Kearney, C. A. & Trull, T. J. (2018). Abnormal Psychology and Life: A Dimensional Approach, Third Edition. Massachusetts: Cengage Learning

Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2018). Abnormal Psychology in a Changing World, 10th Edition. New Jersey: Pearson Education

Difference Between Nightmares and Night Terrors. (2021). Diakses pada 13 Desember 2021, dari https://www.news-medical.net/health/Difference-Between-Nightmares-and-Night-Terrors.aspx

Nightmare Disorder. (2021). Diakses pada 15 Desember 2021, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nightmare-disorder/symptoms-causes/syc-20353515

Sleep Terrors. (2021). Diakses pada 17 Desember 2021, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-terrors/symptoms-causes/syc-20353524

What is a Night Terror?. (2021). Diakses pada 13 Desember 2021, dari https://www.sleep.org/sleep-questions/what-is-a-night-terror/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun