Mohon tunggu...
Ryan BobbyAndika
Ryan BobbyAndika Mohon Tunggu... Insinyur - Geoscience Enthusiast

Hello world, my name is Ryan Bobby Andika and you can call me Rybob for sure. Twenty-three years old and, recently, doing things related to Petroleum Industries.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Lebih Dekat: Controlled-Source Audio-Frequency Magnetotelluric (CSAMT) dalam Eksplorasi Geofisika.

7 Mei 2020   15:16 Diperbarui: 10 Mei 2020   14:11 2577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

10-5eb3ba81097f363af3625684.png
10-5eb3ba81097f363af3625684.png

Gambar 10. Near Field dan Far Field Zone (Menggunakan Asumsi Gelombang Bidang)

11-5eb3bac2097f36662c10eeb3.png
11-5eb3bac2097f36662c10eeb3.png

Gambar 11. Ilustrasi Source overprint Effect due to distance TX-RX.

Gambar 12. Shadow Effect affects to increase conductivity.
Gambar 12. Shadow Effect affects to increase conductivity.

Gambar 13. Near Field Recorded Data.
Gambar 13. Near Field Recorded Data.

CSAMT SUBJECT TO BE NOTED: RECORDING ZONES

Dalam salah satu poin mengenai hal yang harus dicermati seksama oleh kita pada pembahasan sebelumnya, terdapat poin penting yang menjadi kunci utama kesuksesan perekaman CSAMT dalam mengambil data yaitu Zona Perekaman (Near, Transition, Far field Zone). Kenapa poin tersebut menjadi sangat penting dan bagaimana penjelasannya? Kenapa kita harus mengusahakan dengan pasti ketika pembuatan desain perekaman harus bisa mencapai kondisi Far-Field Zone? Yukk kita pelajarin bersama dalam poin – poin di bawah:

POIN UMUM:

  1. Komponen Medan Listrik dan Magnetik di ekspresikan dalam Cylindrical coordinate.
  2. Berdadarkan pelajaran di lapangan, maksimal kedalaman dari CSAMT adalah 2 – 3 Km.
  3. Untuk mengetahui zona rekaman, dapat diketahui dengan menghitung Induction Number (kr).

NEAR FIELD ZONE:

  1. Pada zona Near-Field, nilai E secara langsung proporsional dengan Ground Resistivity dan bernilai independen terhadap frekuensi.
  2. Near-Field zone juga memiliki nilai H yang independen terhadap nilai resistivitas dan frekuensi (dapat diartikan nilainya bukan yang diharapkan untuk direkam).
  3. Nilai E dan H pada Near-Field Zone yang independen terhadap frekuensi, yang juga berpengaruh terhadap nilai impedansinya, maka hasil rekaman pada zona ini tidak sama sekali merepresentasikan kondisi bawah permukaan.
  4. Kedalaman Pengukuran pada Near-Field Zone hanya dikontrol oleh Array Geometry dan bukan Frekuensi. (Ekuivalen dengan DC Resistivity Survey).
  5. Induction Number << 1 dan r << δ (jarak receiver dan transmitter).
  6. Issue dalam mendapatkan nilai ini adalah energi source yang terlalu dominan jika pemasangan Receiver – Transmitter terlalu dekat.

FAR FIELD ZONE:

  1. Pada zona Far-Field, nilai E bersifat independen terhadap frequency dan proporsional terhadap resisitivity pada kondisi tanah yang homogen.
  2. Far Field zone untuk Nilai H memiliki sifat frequency-dependent.
  3. Dengan niali E dan H yang representative untuk direkam, penentuan nilai Impedance, Apparent Resisticvty, dan penentuan Cagniard Resisitivity dianggap valid pada Far-Field Zone.
  4. Far Field Zone memenuhi kaidah Plane-Wave.
  5. Induction Number >> 1 dan r >> δ (jarak receiver dan transmitter).
  6. Issue dalam mendapatkan nilai ini adalah energi source yang relatif terlalu lemah jika pemasangan Receiver – Transmtter terlalu jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun