Â
Budaya yang telah mengikis dalam masyarakat adalah Nasionalisme yang diakibatkan oleh era disrupsi  sehingga semangat, kesadaran, dan kesetiaan yang makin surut.  Seperti yang diketahui, Nasionalisme merupakan Semangat, Kesadaran, dan kesetiaan suatu bangsa itu adalah suatu keluarga dan atas dasar rasa sebagai suatu keluarga bangsa, dibentuklah Negara.Â
Era revolusi industry 4.0 bangsa Indonesia perlu meningkatkan gairah Nasionalisme sebagai bentuk dari Identitas bangsa. Bisa dikatakan rasa Nasionalisme adalah hal dasar untuk membimbing dan mengantar bangsa Indonesia dalam berkehidupan kebangsaan dan bernegara sebab bangsa Indonesia terlahir dari semangat Nasionalisme. Â
Nilai-nilai Nasionalisme yang perlu ditanamkan kembali adalah rasa cinta Tanah Air, rela berkorban, bangga pada budaya yang beragam, menghargai jasa para pahlawan serta mengutamakan kepentingan umum (Aman:2011).Â
Penanaman nilai-nilai Nasionalisme sangat perlu untuk digiatkan dan digalakkan agar menjadi bekal masyarakat terutama generasi milenial dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menghargai pengorbanan Orang Tua terdahulu yang rela berkorban demi terbebasnya Negeri mereka dari cengkraman Penjajahan meskipun nyawa sebagai taruhannya sangat diperlukan dan betapa pentingnya ketokohan dibalik peristiwa.
Penjelasan mengenai konsep perjuangan masyarakat secara langsung mengenai pengertiannya dapat dijelaskan secara etimologi kata perjuangan terdiri dari kata juang  melalui kutipan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata "juang" memiliki definisi "memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga; berperang; berkelahi; segenap rakyat ikut serta untuk mencapai kemerdekaan".Â
Selain itu, masih dijelaskan pengertian juang setelah mendapat beberapa imbuhan yaitu "memperjuangkan: berjuang untuk merebut sesuatu, pejuang orang yang berjuang, prajurit. Sedangkan masyarakat sendiri dalam KBBI dijelaskan sebagai manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.Â
Dapat disimpulkan bahwa konsep perjuangan masyarakat sebagai sebuah usaha atau upaya yang dilakukan oleh sekelompok orang yang secara hidup bersamaan memiliki sebuah hubungan timbal balik, baik dalam usaha secara fisik maupun mental demi terwujudnya harapan yang diinginkan. Â Perjuangan rakyat atau masyarakat tidak terlepas dari semangat rakyat ingin keluar dari belenggu penderitaan di masa penjajahan atas penerapan kebijakan belasting, Heredients maupun kinrohosi zaman Jepang.
Pengertian masyarakat juga dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1986:81)yang menegaskan bahwa masyarakat antara lain adalah sekelompok manusia yang anggotanya satu sama lain berhubungan erat dan memiliki hubungan timbal balik. Di dalam interaksi terdapat nilai-nilai sosial tertentu yang menjadi pedoman untuk bertingkah laku sebagai anggota masyarakat dan biasanya memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan yang sama untuk menciptakan ciri masyarakat tersebut.Â
Dari penjelasan tersebut bahwa masyarakat memiliki keterikatan satu dengan yang lain dan saling membutuhkan dan apabila bekerjasama dalam satu tujuan akan menciptakan sebuah kekuatan demi mencapai tujuannya.
1. Perlawanan Rakyat (Masyarakat) Malomba dalam menentang Imprealis Jepang pada tanggal 18 Juli 1945.
Almarhum H. Mahmud Radjaili Menegaskan "Seperti yang sama kita ketahui Penjajahan Jepang telah membuat Masyarakat Malomba menjadi semakin menderita dan sengsara akibat kerja rodi turun ke sawah". Hal ini didukung pula dengan penuturan dari Bapak Hayyun Harun dimana beliau menjelaskan kesengsaraan yang dibuat oleh Jepang semakin membuat "Todeisa" menderita. Dua penuturan ini semakin menguatkan bahwa keadaan masyarakat kala itu serba kekurangan baik itu dari pangan dan sandang mereka.
Selain itu, Tantong Madayuni dari Kalimantan membawa kabar bahwa Jepang telah kalah terhadap sekutu di Asia Pasifik. Muncul sebuah pertanyaan apakah berita atau kabar yang dibawa oleh Tantong Madayuni menjadi pemicu meletusnya tragedi peristiwa tgl 18 Juli 1945. Ataukah peristiwa ini dipicu dari akibat kebijakan Pemerintah Militer Jepang yang membuat rakyat Malomba semakin sengsara demi melaksanakan kebijakan romusha untuk kepentingan perang Jepang. Siapakah aktor intelektual dibalik peristiwa ini?.
Peristiwa Perjuangan rakyat di Malomba terjadi ketika Lanoni berhadapan dengan Ken Kanrikan yang menyebabkan mereka berdua tewas. Jika peristiwa itu adalah perang bisa jadi pemerintah Militer Jepang sudah mempersiapkan dengan matang. Seperti yang telah diketahui militer Jepang sangat unggul dalam kontak senjata atau strategi berperang.Â
Mengapa demikian? Pemerintah Jepang hanya mengganggap kekacauan yang terjadi di Malomba hanyalah pemberontakan kecil yang bisa dipadamkan demi mengamankan lumbung pangan mereka.
Akan tetapi,pemerintah Jepang tidak mengetahui bahwa sebelumnya rakyat malomba telah mengadakan pertemuan demi membahas rencana mereka untuk melawan Pemerintah Jepang. Hasil pertemuan itu membuahkan sebuah keputusan dimana seluruh masyarakat Malomba harus bekerjasama dan membantu satu sama lain dalam menghadapi Jepang baik itu di pihak Orang Dondo maupun orang Bugis pada saat itu. Baula (Suku Dondo) ditunjuk untuk melakukan penjagaan di arah timur dan sementara Lasainong (Suku Bugis) Â ditunjuk untuk melakukan penjagaan di arah barat serta barang siapa yang lari maka seluruh harta bendanya akan disita.Â
Pada peristiwa ini Lanoni gugur sebagai pahlawan setelah menewaskan Ken Kanrikan saat itu juga. Sebelumnya Lanoni sudah berniat akan membunuh pimpinan Jepang itu meskipun beliau tewas. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh masyarakat Janja Desa Malomba sewaktu penulis melalukan lawatan sejarah ke dusun tersebut. Almarhum Lanoni dikuburkan di Desa Ogogasang dan semangat juang beliau tak pernah padam di jiwa pemuda dondo sebagai bentuk penghormatan terhadap Beliau. Meskipun diera sekarang ini banyak generasi milenial tidak mengetahui kisah heroik beliau.
Meskipun mengenai siapa yang tewas terbunuh pada tragedi 18 Juli 1945 dengan versi yang berbeda apakah Lanoni atau Bebelan. Menurut hemat penulis adalah Carilah suatu sejarah dimana sejarah itu terjadi dan bukan ditempat asal sejarah itu tak terjadi. Beberapa masyarakat pasca peristiwa tersebut ditangkap oleh Jepang dengan hukuman pancung dan penjara. Taniangka, Bebelan dan lainnya dihukum pancung sementara Radjaili dan lainnya di penjarakan. Â Â Â
2. Â Memupuk semangat Nasionalisme sebagai Identitas Bangsa Melalui Gerakan Sadar Sejarah bagi Kaum Milenial dan Masyarakat Dondo.
Generasi milenial adalah generasi masa kini yang harus menjadi menjadi pusat perhatian agar semangat nasionalisme dapat tumbuh dalam diri mereka. Sebab hampir semua generasi ini telah buta akan sejarah bangsanya sendiri. Melalui media sosial yang kian marak belakangan ini tentunya kita dapat menyelipkan sejarah-sejarah perjuangan agar mereka dapat membaca sedikit demi sedikit hal-hal yang bermakna positif dari sejarah lokal tersebut.
Sosialisasi Gerakan sadar sejarah perjuangan lokal perlu digalakkan maupun digiatkan oleh para penggiat dan pemerhati sejarah demi keberlangsungan Sejarah perjuangan Lokal yang menjadi Intisari dari sejarah Nasional Indonesia. Memupuk semangat ini tentunya tidak mudah perlu waktu,tenaga dan keterlibatan stakeholder terkait.Â
Sejarah lokal harus ditanamkan sejak dini dan belum ada kata terlambat. Gerakan sadar sejarah perjuangan lokal ini dimaksudkan agar Generasi milenial di era sekarang lebih mengenal Identitas bangsa sebagai bangsa yang besar dan menghormati Jasa para pahlawannya.
Berawal dari kerja keras dan pantang menyerah untuk selalu menggiatkan Sejarah perjuangan lokal agar sejarah-sejarah perjuangan itu bisa dikenal hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Perlu pula diketahui sejarah bukanlah fiksi belaka melainkan sejarah adalah peristiwa masa lampau yang akan direkonstruksi kembali menjadi sebuah refleksi demi mengembangkan semangat Nasionalisme sebagai Identitas bangsa.
Menyambut Peringatan 75 Tahun Peristiwa Perjuangan Rakyat Malomba pada tanggal 18 Juli1945-18 Juli 2019 dalam menghadapi imprealis Jepang. Â
Oleh : Mohammad Zasriansyah, S.Pd ( Guru dan Penggiat serta Pemerhati Sejarah Budaya Sulawesi Tengah).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H