Akhir-akhir ini saya jarang membuka media sosial, karena enggan melihat para pendukung capres yang entah tulus atau tidak, semakin sering menyebarkan link berita yang isinya entah itu provokasi, aib, fitnah, bohong, saling menjatuhkan atau hasutan. Saya sendiri tak tahu apakah berita-berita link media yang mereka sebarkan itu benar atau tidak, toh tak ada yang bisa membuktikan apakah tuduhan itu benar atau tidak, semuannya hanya apa katanya.
Perang prasangka buruk terhadap lawan, itulah suasana menjelang pemilu presiden kita, sementara orang saling menyebarkan link media atau berita penuh prasangka buruk, para petinggi partai politik sibuk mencari celah untuk ikut dalam kekuasaan. Mereka “silaturahim” demi harta dan tahta sambil makan enak, rapat ditempat yang mewah, tertawa, dan tebar senyum, dan kita saling mencaci-maki dan saling sinis menghabiskan pulsa atau kuota internet, dan barangkali merasa puas jika menemukan link berita yang mencela dan memojokan salah satu capres yang tak kita sukai.
Diam-diam kita menyemai benih-benih amarah, kebencian, dan melatih memperkuat prasangka buruk, atas nama apa saja. Dan nanti ketika capres dukungan kita menan, mungkin kita akan bersorak gembira sambil mencibir pendukung yang kalah. Boleh jadi, karena perang ini perang prasangka buruk, yang kalah akan diam-diam mendendam, menunggu waktu untuk membalah caci-maki dan fitnah itu. Entahlah, semoga tidak demikian. Wa Allahu a'lam. (RS)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI