Mohon tunggu...
Ryan RhesaPutra
Ryan RhesaPutra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dari Kampus ke Desa, Mahasiswa Unej Kelompok 79 Ungkap Potensi Gemilang Desa Suling Kulon Kabupaten Bondowoso

17 Juli 2024   22:50 Diperbarui: 17 Juli 2024   22:54 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) yang tergabung dalam Kelompok 79 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Suling Kulon. Program KKN ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi desa, serta memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat setempat. 

Desa Suling Kulon merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan peternak sapi. Potensi desa ini sangat besar, terutama dalam sektor pertanian dan peternakan, yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat.

Desa Suling Kulon terkenal dengan lahan pertanian yang subur serta populasi ternak sapi yang cukup besar. Petani di desa ini menanam berbagai komoditas seperti padi, jagung, cabai, dan tembakau. Di sisi lain, peternak memelihara sapi untuk diperjual belikan antar desa atau ke kota lain.

"Jual sapi biasanya tergantung hari, selasa ke pasar sapi Bondowoso, minggu ke Situbondo atau Banyuwangi" tutur iqbal, ketua RT 17B

Mayoritas penduduk Desa Suling Kulon memiliki sapi di setiap rumahnya, namun kotoran sapi tersebut masih belum dikelola dengan optimal. Biasanya, penduduk desa membuang kotoran sapi ke sungai, pekarangan, sawah dan di bakar. Dengan adanya mahasiswa KKN UNEJ kelompok 79, diharapkan potensi Desa ini dapat dimanfaatkan secara lebih optimal melalui inovasi dalam pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik.

Foto Pribadi
Foto Pribadi

Kotoran sapi yang selama ini hanya dibuang begitu saja, kini diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi pertanian. Mahasiswa KKN memberikan pelatihan kepada para peternak tentang cara mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik padat. 

Selain itu mahasiswa KKN juga memanfaatkan dedaunan untuk pembuatan pupuk cair. Pemanfaatan tersebut dapat mengurangi limbah, dan dapat meningkatkan kesuburan tanah serta meningkatkan hasil panen.

Dengan adanya pelatihan ini, para peternak di Desa Suling Kulon kini mampu mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik secara mandiri. Pupuk organik ini kemudian digunakan oleh petani untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan hasil panen.

Desa Suling Kulon memiliki lahan pertanian yang subur dan sudah dikelola secara optimal, namun pupuk yang digunakan sebagian masih menggunakan campuran pupuk kimia. Kelompok 79 memperkenalkan metode pertanian organik dan teknik irigasi modern kepada para petani. 

Mereka juga membantu membentuk kelompok tani yang berfungsi sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun