Mohon tunggu...
Ryan Bagus Adi Narata
Ryan Bagus Adi Narata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Psychology Student at Airlangga University

Suka Menulis dan berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 Berdasarkan Perspektif Psikologi Sosial

14 Mei 2024   18:14 Diperbarui: 14 Mei 2024   18:27 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerusuhan Kanjuruhan dan Nasib Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U20 -Surya Malang/Purwanto

Sabtu,  01 Oktober 2022, menjadi hari sekaligus sejarah kelam bagi klub Arema FC serta seluruh pecinta sepak bola Indonesia. 

Pada laga pekan ke-11 Liga 1 Indonesia 2022-2023 tersebut yang seharusnya menjadi laga yang megah dan bergengsi karena pertemuan dua tim utama Jawa Timur, Arema FC versus Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten malang, malah menjadi sebuah tragedi yanag berujung pada tewasnya 135 suporter akibat kerusuhan dan penyalahgunaan gas air mata oleh pihak keamanan. Untuk memahami bagaimana insiden ini bisa terjadi, penting untuk menganalisisnya dari berbagai perspektif, salah satunya dari perspektif psikologi sosial, khususnya mengenai tingkat agresi yang terlihat pada malam itu.

Teori Agresi dalam Psikologi Sosial

Agresi dalam psikologi sosial didefinisikan sebagai perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan mengapa agresi ini terjadi:

  • Teori Frustasi-Agresi: Menurut teori ini, agresi muncul sebagai hasil dari frustrasi yang dialami individu atau kelompok ketika tujuan mereka terhalang. Dalam konteks Kanjuruhan, kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya bisa memicu frustrasi di antara para suporter. 
  • Teori Belajar Sosial Albert Bandura: Teori ini menjelaskan bahwa agresi bisa dipelajari melalui pengamatan dan peniruan. Dalam lingkungan yang sering menyaksikan perilaku agresif, individu cenderung meniru perilaku tersebut. 
  • Teori Deindividuasi: Ini terjadi ketika individu dalam kerumunan kehilangan rasa identitas pribadi dan tanggung jawab mereka, sering kali mengarah pada perilaku yang tidak terkendali dan agresif.

     Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan diatas, kita dapat mengartikan bahwasanya kekalahan Arema FC dari rival abadinya, Persebaya, dapat memicu frustasi di antara para suporter. Kekalahan ini tidak hanya merusak harapan kemenangan, tetapi juga mempermalukan mereka di depan pendukung lawan. Tak hanya itu, Stadion yang penuh sesak dan atmosfer pertandingan yang intens menciptakan kondisi yang ideal untuk deindividuasi. Dalam kerumunan besar, individu cenderung kehilangan rasa tanggung jawab pribadi dan lebih mudah terbawa arus emosi kolektif. 

Hal ini sering mengakibatkan perilaku yang lebih agresif dan tidak terkontrol dibandingkan ketika mereka sendiri atau dalam kelompok kecil. Disisi lain, Tindakan keamanan, seperti penggunaan gas air mata, dapat memperburuk situasi. Ketika pihak keamanan menggunakan kekuatan yang berlebihan, hal ini bisa memicu reaksi balik yang lebih agresif dari kerumunan. Gas air mata yang digunakan di ruang tertutup seperti stadion juga dapat menyebabkan kepanikan massal, yang memperparah situasi dan meningkatkan risiko cedera atau kematian. 

     Kesimpulannya, Tragedi Kanjuruhan adalah hasil dari serangkaian faktor psikologis dan sosial yang berinteraksi kompleks. Dari perspektif psikologi sosial, tingkat agresi yang tinggi pada malam itu dapat dijelaskan melalui teori frustrasi-agresi, deindividuasi, dan respon terhadap tindakan keamanan. Untuk mencegah insiden serupa di masa depan, penting untuk memahami dinamika psikologis dan sosial ini serta mengembangkan strategi yang lebih baik dalam manajemen kerumunan dan intervensi keamanan. Membangun komunikasi yang efektif, memperkuat norma-norma positif di kalangan suporter, dan melatih personel keamanan dalam manajemen kerumunan yang humanis adalah beberapa langkah penting yang perlu diambil. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun