Sebuah pertanyaan yang pasti ditanya beberapa orang di sekitar saya, "Jika sudah lulus dari jurusan fisika murni, di manakah kamu akan bekerja, atau mau jadi apa setelah lulus?"
Tahun 2016, saya dinyatakan sah sebagai mahasiswa di salah satu kampus ternama di kota Surabaya dengan jurusan fisika murni.Â
Selama berkuliah, banyak hal yang saya lakukan sebagaimana biasanya. Mulai dari menuntut ilmu, mengerjakan tugas dari dosen, ikut organisasi kemahasiswaan, termasuk bucin pun saya pernah mengalaminya.Â
Hal yang membedakan saya dari mahasiswa lain, saya pernah 3 hari 2 malam menghabiskan banyak waktu di laboratorium jurusan untuk mengerjakan Tugas Akhir (TA) atau skripsi yang katanya itu momok bagi semua mahasiswa.
Bagi saya, mengerjakan skripsi bagaikan orang yang sedang memasak mie instan. Dilihat dari segi bahan yang sudah ada, kemudian cara mengolahnya, hingga menyajikan yang baik agar nikmat jika dimakan.Â
Jika beberapa hal itu gagal, maka tidak salah jika diulang dari awal. Namun dibutuhkan biaya tambahan untuk membeli mie instannya di warung atau toko sekitar rumah.Â
Tidak perlu diambil pusing ketika mengerjakan skripsi, bagi mereka yang pernah mengalami sulitnya saat mengerjakan skripsi disebabkan faktor malas dan tingkat semangat yang tidak totalitas. Apa buktinya?Â
Saya bisa lulus dari jurusan fisika murni yang kata orang salah satu jurusan tersulit selama 7 semester atau 3,5 tahun.
Setelah mengerjakan skripsi dan disidangkan di depan dosen penguji, maka datanglah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa, yakni yudisium dan wisuda.
Lalu, hal apa yang seharusnya dilakukan setelah wisuda? Benar, ada yang mulai bekerja dan meneruskan studi pendidikannya.
Bagi yang lulus dari S1 kemudian melanjutkan ke S2, dengan segala penuh hormat saya haturkan selamat dan semoga sukses.Â
Bagi yang ingin bekerja, pertanyaannya, "mau berkerja apa dan di mana?"
Beberapa teman sejurusan baik senior atau junior maupun teman sepantaran, mereka menjawab akan bekerja di bidang pendidikan atau penelitian.
Pertanyaan selanjutnya, "dapatkah kita sebagai alumnus fisika murni bekerja di bidang tersebut?" Tentu harapannya bisa.
Sedikit informasi yang pernah saya alami, bahwa fisika murni sangat berbeda dengan pendidikan fisika maupun teknik fisika.Â
Walaupun beberapa mata kuliah ada yang sama, tetapi di jurusan fisika murni tidak ada mata kuliah seputar pendidikan dan keteknikan. Walaupun ada, itupun tidak kompleks atau tidak detail.Â
Lho, bukannya fisika murni dapat bekerja di semua bidang mengingat yang diajarkan benar-benar dari dasarnya?Â
Saya mengetahui hal itu, tetapi dapatkah dan sekitar berapa persen lulusan fisika murni dapat bekerja di bidang pendidikan dan penelitian? Hanya diri kita masing-masing yang dapat menjawab secara subjektif maupun objektif.
Lantas, apa yang bisa dilakukan agar dapat mendapat pekerjaan bagi lulusan fisika murni?
Meskipun saya bangga pada diri sendiri karena dapat lulus 7 semester, di sisi lain saya harus segera mendapat pekerjaan mengingat saya anak sulung dan saat semester 3 ayah saya telah wafat.Â
Sejujurnya saya sangat tertarik lanjut di S2, tetapi saya sadar bahwa ada seorang ibu untuk dicukupi kebutuhannya dan seorang adik yang tentunya membutuhkan biaya untuk bersekolah.Â
Di sisi lain juga saya tidak memiliki uang yang cukup untuk membiayai kebutuhan kuliah S2. Meskipun ada beasiswa, saya rasa itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga.
Senakal-nakal dan sebodoh-bodohnya saya saat berkuliah, saya mendalami program pengolahan data yakni Microsoft Excel.Â
Tidak hanya itu, saya menilai diri saya sendiri kalau saya mampu berkomunikasi yang baik.Â
Meskipun saya tidak seberapa menguasai bahasa Inggris, saya yakin dua kemampuan dasar itu saya jadikan modal untuk mendapat pekerjaan.
Saya terus mempelajari program Microsoft Excel, mulai dari rumus sederhana hingga rumus yang tidak pernah saya jumpai sebelumnya.Â
Saya mempelajari hal itu dari platform YouTube yang gratis dan mudah dipahami oleh saya.Â
Tidak hanya itu, saya juga melatih kemampuan berkomunikasi dengan sering jalan-jalan di berbagai tempat untuk bisa berinteraksi dengan orang yang sebelumnya tidak saya temui.Â
Perlu diingat, dua kemampuan itu tidak pernah saya pelajari secara formal selama menjalani perkuliahan.
Sehingga, benarkah jika ilmu fisika yang selama ini saya pelajari di bangku kuliah hanya sia-sia karena tidak diaplikasikan di dunia kerja yang berbeda atau tidak ada hubungannya dengan fisika?Â
Pada dasarnya, tidak ada hal yang kita pelajari akan menjadi sia-sia, apalagi jika hal itu positif. Hanya saja ilmu fisika yang selama ini sudah dipelajari belum menemukan tempat untuk diaplikasikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H