Mohon tunggu...
Ryan Permana
Ryan Permana Mohon Tunggu... -

"Menggapai angan, Merangkai mimpi bersama Sang Waktu"

Selanjutnya

Tutup

Nature

“Efek Global Jangan Pucet, Liat Jakarta Macet"

28 September 2012   14:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ efek GLOBAL Jangan PUCET, liat jakarta MACET"

Jakarta pagihari ini, diawali dengan hari senin setelah hari minggu yang  telah berlalu biasa digunakan untukberistirahat melepas penat dan setelah itu kini harus beranjak melanjutkan rutinitas aktivitas kegiatan sehari-hari di pagi hari senin . Biasanya seninadalah hari yang sering tidak disukai ,membuat kita kesal,dan lelah. Karena,diawal hari senin ini kita semua akan bertemu dengan semua hiruk-pikukmasyarakat yang berbondong-bondong pergi ke tempat pekerjaan nya,atau melakukanaktifitas lainnya. Efek samping dari itu semua adalah kita KESAL dan PUCET ngeliat jakartayang MACET . dan selain itu juga Jakarta pagi ini sekitar pukul 08:00atau sekitar pukul 09:00 pasti kita sudah akan merasakan pancaran sinar MENTARIyang cukup mencolok mata, dan juga memberikan suhu panas yang sangat berlebihandan membuat kita GERAH. Semakinhari, semakin memburuk Jakarta kita ini. Efek samping dari segala pesatnyapertumbuhan di segala bidang manusia.GLOBALWARNING telah kita terima dan rasakan perlahan-lahan . banyak slogan-sloganyang dibuat untuk memberikan semangat memperbaiki dari efek GLOBAL namun semua itu belum berjalan efektif. Semua itukarena pesatnya pertumbuhan ekonomi produksi pasar teknologi. Khususnya,kendraan bermotor. Setiap hari kita tidak akan lepas dari kebutuhan jasaangkutan, ataupun kendaraan bermotor untuk meringankan beban tenaga kita untuksampai ketempat tujuan yang kita inginkan. Namun efek samping dari itu semuaadalah MACET. Sunguh ini adalah salah satu hal yang sangat tidakdiinginkan oleh kita semua. Karena akan merugikan kita semua,baik untuk pribadiataupun untuk umum.

Hal ini terjadi karena seiringnya lajupertumbuhan teknologi kendaraan yang begitu cepat dan pesat namun tidaksebanding dengan luas jalan yang ada. Bayangkan saja jika kita lihat disetiaptempat kini semua orang telah menggunakan teknologi yang namanya itu kendaraanbermotor. Ketika saya melihat dari beberapa rumah juga, disetiap rumah pastiada yang memiliki motor. Kurang lebih ini semua disetiap keluarga bisa memilikikendaraan bermotor itu minimal 3 untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya dalammenjalani aktifitas. Hal ini bisadisimpulkan bagaimana jakarta yang sudah sempit ini dengan banyaknyabangunan-bangunan betingkat ditambah pula dengan banyaknya kendaraan bermotor.

Maka untuk itubisa disimpulkan dari itu semua,dari beberpa faktor tersebut kenapa JAKARTAbisa MACET. Semua itu kembali pada kita pribadi, dan semua itu baik burukdampaknya kita yang merasakan dan juga perubahan iklim yang tidak menentu atauGLOBAL WARNING. Sangat tidak logis karena jika kita marah dan kesalketika berada dijalanan itu dalam keadaan MACET,KEHUJANAN ATAU pun KEPANASAN.Satu orang satu motor , sungguh IRONIS dan TRAGIS untuk jakarta ini. Maka jangankita  “ PUCET ngeliat Jakarta MACET , dan juga jangan KESEL NGERASAINHUJAN DAN PANAS . Coba kitabayangkan dan kita renungkan mencari jalan tengahya dalam permasalahan ini.Bukannya kita semakin egois, masa bodo dan bahkan tidak perduli akan perubahanini. Mari kita dan semua masyarakat dan bahkan pemerrintah pun berperan pentingdalam menanggulangi masalah ini semua. Ini semua berdampak pada kita,dan semuaitu berawal dari KITA. Renungkan dan coba kita cari solusi yang tepat untuk kepentinganbersama bukan kepentingan pribadi. Selesaikan secara bertahap,tetap semangatdan

“  JANGAN PUCET LIAT JAKARTA MACET ,dan ayo kitamulai terapkan bersama merubah keadaan lingkungan ini menjadi LEBIH BAIK..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun