Mohon tunggu...
Ryan Perdana
Ryan Perdana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca dan Penulis

Kunjungi saya di www.ryanperdana.com dan twitter @ruaien

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pak Tukang, Pak Penjual Kerupuk, dan Mas Berjoget

25 Agustus 2016   08:45 Diperbarui: 25 Agustus 2016   10:28 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Tukang, Pak Penjual Kerupuk, dan Mas Berjoget menjadi aktor yang lebih piawai dalam menafsirkan dan menampilkan apa itu kebahagiaan, tanpa peduli pada teori kebahagiaan yang ramai-ramai dianut dewasa ini. Banyak orang rasanya harus berguru kepada mereka dalam hal pengaplikasian paham kebahagiaan. Karena kaum serba berkecukupan harta, tidak jarang bermuka masam, dahi berkerut, dan kantung mata bergelambir. Lukisan nyata tuntutan deadline, target bulanan, dan gunjingan tetangga.

Kaum berada dan segala tercukupi acapkali melewatkan hal-hal sederhana untuk disyukuri dan dimaknai. Perhatian mereka terpusat pada bagaimana cara untuk terus menumpuk apa-apa yang apabila dituruti tak akan ada habisnya. Hingga kemudian terlupa bahwa kebahagiaan tidak hanya terletak pada suatu hal yang mereka sangkai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun