Mohon tunggu...
Ryan Moreno
Ryan Moreno Mohon Tunggu... Dosen - mahasiswa UAJY

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rendahnya Literasi

28 November 2022   19:21 Diperbarui: 28 November 2022   19:26 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RENDAHNYA MINAT LITRASI ANAK MUDA

Membca adalah jendela dunia, karena dengan membaca maka manusia dapat mengetahui banyak hal yang tidak diketahuinya. Oleh karena itu, membaca adalah hal yang sangat penting dan sangat berpengaruh akan masa depan dunia.

Namun faktanya, kondisi perkembangan minat baca dan kemampuan membaca masyarakat Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Menurut data statistik United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO), dari total 61 negara, Indonesia menempati peringkat ke-60 dengan tingkat melek huruf yang rendah.

Terutama di kalangan masyarakat dan khususnya para remaja. Banyak remaja Indonesia yang masih belum menyadari pentingnya membaca. Apalagi remaja adalah generasi penerus yang diharapkan dapat menjunjung tinggi harkat dan martabat negara. Yang harus bisa berpikir kritis dan berwawasan luas agar bisa bersaing dengan daerah bahkan negara lain.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan minat baca remaja di Indonesia sangat rendah yang perlu kita ketahui. Demikian juga tidak ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini. Kemudian, fasilitas pendidikan tidak merata dan fasilitas pendidikan kurang berkualitas. Tidak dapat dipungkiri bahwa di sekitar kita masih banyak anak putus sekolah dan fasilitas pendidikan yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar.

Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan, karena akan berdampak negatif pada kemampuan pola pikir kritis kita. Sehingga, remaja di Indonesia akan mudah sekali termakan berita palsu atau hoaks. Seperti yang kita ketahui, bahwa berita palsu bisa memicu keributan, keresahan, perselisihan, bahkan ujaran kebencian. Tak hanya itu, seseorang yang malas membaca akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang minim.

Sebagai generasi harapan bangsa, hal ini tentu tidak boleh terjadi, karena akan berakibat sulit mendapatkan pekerjaan dan tidak mampu bersaing dengan daerah bahkan negara lain. Selain itu juga, generasi muda yang kurang terhadap minat baca akan sulit mengembangkan potensi diri.

Melihat beberapa kondisi ini, rendahnya minat baca sangat berdampak pada kemampuan berpikir kritis kita. Sehingga kita mudah termakan berita palsu atau hoaks, minimnya pengetahuan dan juga wawasan, serta sulit mengembangkan potensi diri yang mana sangat mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia, dan berdampak pada ketertinggalan bangsa Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri lagi rendahnya minat membaca di Indonesia menjadi permasalahan yang harus diperhatikan. Untuk mengatasi permasalahan itu, kita bisa melakukan hal sederhana dengan menanamkan kesadaran dalam diri kita, bahwa membaca itu sangat penting. Selain itu, kita juga harus menerapkan budaya membaca mulai dari sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun