Saya melanjutkan berkeliling dan menyadari bahwa beberapa perguruan tinggi ikut ambil bagian dalam pameran ini seperti LPPM Universitas Negeri Malang yang memamerkan karya ilmiahnya. Â Salah satu yang menarik perhatian saya adalah pembangkit listrik tenaga angin yang dinamakan Wind Turbin Type Helix untuk Listrik.
"Listrik yang dihasilkan dari angin ini kurang lebih 30 watt," terang pak Ari salah satu peneliti LPPM Universitas Negeri Malang waktu saya melihat demonya.
"Karena ini menggunakan angin, berarti cocoknya di wilayah berangin kencang seperti pantai?" tanya saya.
"Benar, ini cocok diterapkan di wilayah pantai atau gunung," lanjut pak Ari seraya menerangkan bahwa pembangkit ini akan dikembangkan dan ditingkatkan lagi kapasitas listrik yang mampu dihasilkan.
Oke, secara garis besar, kebanyakan universitas yang ambil bagian dalam InaRI Expo 2022 ini memamerkan kendaraan listrik, khususnya motor.
Yang agak berbeda mungkin Universitas Pertahanan yang memamerkan pesawat nirawak (drone) buatannya yang dibuat untuk tujuan pemetaan.
Selain Universitas Pertahanan, ada satu universitas negeri yang bekerjasama dengan pihak ketiga untuk mengembangkan produk skincare berbahan dasar minyak nilam fraksi ringan.
"Kandungan minyak nilam ini yang membedakan produk kami dengan produk skincare lain," terang mbak Kiky salah seorang staf di booth-nya. "Untuk harga juga affordable."
Untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin beristirahat, pihak penyelenggara menyediakan area yang nyaman bagi pengunjung untuk makan dan minum, letaknya di luar gedung pameran, deket kok.
InaRI Expo 2022, Memfasilitasi Peneliti Muda dan Belia Indonesia serta Perusahaan Rintisan Berbasis Riset
Satu hal lagi yang patut saya acungi empat jempol dari InaRI Expo 2022 adalah tersedianya ruang pamer bagi karya-karya ilmiah remaja dan peneliti belia yang masih duduk di bangku sekolah melalui gelaran LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) dan NYIA (National Young Inventors Award).