Dan dia tersenyum.
***
Jam 21.12, aku melepas sepatu setelah bersesak-sesak dalam kereta komuter. Â Istriku -- seperti biasa -- membukakan pintu depan untukku.
"Hai, Sayang. Â Pulang jam berapa tadi?" tanyaku. Â Pertanyaan yang sama dari hari ke hari.
"Biasa, kurang-lebih setengah jam lalu," jawabnya. Â "Kamu sudah makan?"
"Seperti biasa, belum," aku mengangkat dua bungkus sate padang yang sempat aku beli dalam perjalanan pulang.
Bibir istriku lagi-lagi mengembangkan senyum, matanya berbinar.
"Kebetulan sekali!" serunya. Â "Aku juga pengen makan ini. Â Kamu kok selalu tau apa yang aku ingin, sih?"
Aku hanya tersenyum tipis. Â Kami berdua pun masuk ke dalam rumah.
***
Sembari makan, kami berdua bertukar cerita tentang apa yang terjadi hari ini meskipun rasanya tak ada yang istimewa.