Lutut ke atas, maksudnya.
Ia memang cantik.
Dan menggoda?
Aku melihat jam tanganku saat meletakkan ibu jari di pemindai mesin presensi.
Jam 08.25, seperti biasa.
***
Jam 11.50 aku sudah menikmati makan siangku. Â Salah satu yang menyenangkan bekerja di kantor ini adalah jam istirahat yang agak longgar. Â Secara tidak resmi, perusahaan memberikan dua jam istirahat siang mulai jam 11.30 sampai 13.30 tepat.
Kantorku terletak di gedung pencakar langit berlantai 49. Â Saat jam istirahat tiba, food court akan penuh sesak hingga pesanan yang dibuat jam 12.10 baru akan siap 30 menit kemudian.
"Jam istirahat di sini mulai jam 11.30 sampai 13.30," begitu maklumat yang aku terima. Â "Supaya kalian bisa makan dengan tenang."
Usai makan, sebagian salaryman yang berkantor di gedung ini akan mencari tempat-tempat terbuka untuk menuntaskan ritual makan siang dengan sebatang-dua batang rokok. Â Ritual tersebut sering diseling gelak tawa dari obrolan-obrolan kosong tanpa makna.
Jam 12.55, tempat tersebut kembali kosong.