Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Melintas Waktu

20 Juni 2017   21:03 Diperbarui: 20 Juni 2017   21:14 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena ini adalah mesin tua bahkan tercatat sebagai mesin penjelajah waktu yang pertama kali ditemukan manusia tahun 1927 Masehi, perlu waktu setidaknya 13 jam untuk mengisi ulang dayanya -- berbeda dengan mesin di masa kami yang hanya perlu waktu 2 jam.

"Hebatnya mesin ini, dia mampu mendarat di tempat yang tidak banyak penduduknya," aku menepuk bodi mesin yang masih terbuat dari zirconium berlapis boron.

"Kalkulasi logis," balas Eva.  "Wormhole lebih mudah ditemukan di daerah berpenduduk jarang.  Sejauh ini hanya satu wormhole yang ditemukan berada di daerah padat penduduk di... sebentar... di mana ya?"  Eva mengakses komputer genggamnya mencari informasi tentang keberadaan lubang cacing di daerah padat penduduk.

"Jangan bilang itu Diagon Alley di London," potongku.  "Tempat itu hanya ada dalam manuskrip purba tentang kisah Harry Potter."

"Aku tahu," balas Eva.  "Merujuk pada manuskrip yang ditemukan, aku yakin Diagon Alley adalah wormhole tipe Q, itu hanya jalan pintas menuju ruang lain di waktu yang sama."

"Dunia paralel?"

"Kira-kira begitu."

Aku kembali memandang langit.

* * *

Pemberhentian kami berikutnya adalah tahun 2018 Masehi.

"Aku merasa letih, Kev."

Aku hanya diam.  Sesungguhnya akupun merasa letih, sama seperti Eva.  Selama ini kami terus-menerus melakukan perjalanan melintas waktu -- nyaris tanpa istirahat.

"Apakah kita terkena radiasi?" tanya Eva kembali.

"Eva," ujarku pelan.  Meski dilapisi boron sebagai antiradiasi, tetap saja mesin ini berteknologi kuno.  Mesin tua yang masih bisa berfungsi dengan baik saja sudah merupakan keajaiban.

Aku memandang Eva.  Di usianya yang ke-24 saat ini ia terlihat sedikit lebih tua.

"Mungkin ini hanya perasaanku," gumam Eva, "tapi kau terlihat sedikit lebih tua, Kev.  Dan aku yakin aku juga terlihat lebih tua."

Aku turun dari mesin dan menggerakkan finder ke segala arah seperti yang biasa aku lakukan selama ini.

"Hei!" aku bersorak, lupa akan segala keletihan yang sebelumnya kurasakan.  "Eva!  Aku menemukan tipe A!  Tipe A, Eva!  Bisakah kau menghitungnya?"

* * *

Saat ini kami sudah berada dalam lubang cacing.  Menurut perhitungan Eva, perjalanan ini akan membawa kami ke tahun 2281 Masehi dan akan menjadi perjalanan terjauh yang berhasil kami capai.

Namun dalam hati aku merasa sangat cemas.

Kondisi Eva terlihat terus menurun.  Beberapa kali ia kehilangan kesadaran dan mengeluh sakit kepala.

"Aku tak kuat lagi, Kev," keluhnya suatu ketika.  "Berapa lama lagi kita di sini?"

"Bertahanlah, Eva," hanya itu yang bisa kukatakan.

"Kev, aku tak kuat."

"Bertahanlah, Eva, berta..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun