Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

[Resensi Film] Bukan Murid yang Bodoh, Melainkan Guru yang Tidak Bisa Mengajar

9 Maret 2017   09:43 Diperbarui: 10 Maret 2017   00:00 4268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sayaka kudo (image: nachostime)

Saya termasuk penyuka film Jepang, khususnya yang ber-genre drama karena tema yang diambil kebanyakan sederhana serta terbilang dekat dengan keseharian kita, dan salah satu film Jepang yang menurut saya luar biasa adalah “Flying Colors” produksi tahun 2015.  Menurut AsianWiki, ‘Flying Colors’ diadaptasi dari novel karya Nobutaka Tsubota dan ditulis berdasarkan kisah nyata pengarangnya, seorang guru bimbingan belajar.

Wow, kisah yang luar biasa ini dibuat berdasarkan kisah nyata?

Menarik!

SINOPSIS

Kudo Sayaka (Kasumi Arimura) adalah seorang murid SMU.  Di awal film diceritakan bahwa gadis ini semasa kecilnya sulit bergaul hingga orangtuanya akhirnya memutuskan pindah sekolah.  Di sekolah barunya, Sayaka bertemu sekelompok gadis yang akhirnya menjadi sahabat-sahabat sejatinya.

Masalahnya, Sayaka dan sahabat-sahabatnya itu banyak menghabiskan waktu dengan hura-hura ketimbang belajar.  Nilai akademik gadis modis berambut pirang dengan rok pendek itupun selalu berada di level bawah, sesuatu yang tentunya sangat mencemaskan – terlebih bagi sang ibu.  Hingga akhirnya sang ibu memutuskan untuk memasukkan anak gadisnya ke sebuah kelas bimbingan belajar.

kudo sayaka (samodrounited.blogspot.com)
kudo sayaka (samodrounited.blogspot.com)
Di sinilah awal pertemuan Sayaka dengan seseorang yang akan mengubah hidupnya yaitu Tsubota Yoshitaka (Atsushi Ito).  Tsubota sensei, guru bimbingan belajar tersebut adalah seseorang yang selalu optimis serta memiliki motto :

“Tidak ada anak murid yang bodoh, yang ada hanyalah guru yang tidak bisa mengajar muridnya”

Meski hasil tes awal menunjukkan kemampuan akademik Sayaka yang kelas 2 SMU itu setara dengan anak kelas 4 SD, Tsubota sensei tetap optimis.  Ia bahkan memberikan tantangan besar bagi Sayaka dan dirinya sendiri : tahun depan gadis itu harus lulus ujian masuk Universitas Keio di Tokyo (catatan : Sayaka sendiri dan keluarganya tidak tinggal di Tokyo).

Sebuah tantangan yang mustahil bagi seorang gadis yang nilai akademiknya selalu berada di peringkat terbawah.

Berhasilkah Sayaka dan Tsubota sensei?

sayaka dan tsubota sensei (shinokun.org)
sayaka dan tsubota sensei (shinokun.org)

FILM YANG MEMOTIVASI

Terlepas dari ending filmnya, ‘Flying Colors’ jelas sebuah film yang sangat memotivasi.  Seperti rata-rata film drama Jepang, di sini kita melihat nilai-nilai kehidupan masyarakat Jepang.  Ada seorang ayah yang sangat terobsesi agar anak laki-lakinya menjadi pemain baseball pro dan masuk Koshien (turnamen baseball bergengsi bagi anak-anak SMU Jepang), ada seorang ibu yang percaya bahwa anaknya tidaklah seperti apa yang dikatakan orang, ada seorang guru yang berjuang keras agar anak didiknya bisa mencapai mimpi, ada pula sahabat yang selalu mendukung perjuangan seseorang.

sayaka dan keluarganya dalam flying colors (laeigafest.com)
sayaka dan keluarganya dalam flying colors (laeigafest.com)
Di awal tulisan tadi saya mengatakan bahwa film ini diadaptasi dari novel yang ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya.  Judul asli novel tersebut adalah “Gakunen Biri no Gyaru ga 1 nen de Hensachi o 40 Agete Keio Daigaku ni Geneki Gokaku Shita Hanashi”.

Haha, panjang ya?

Bahkan ketika di-Inggriskan pun judulnya masih panjang yaitu “How A Teen Girl Went from Academic Absurdity to An Elite University in One Amazing Year”.

Novel yang diterbitkan tahun 2013 oleh Kadokawa itu menceritakan perjuangan Kobayashi Sayaka (di film namanya berubah jadi Kudo Sayaka) bersama guru bimbingan belajarnya Tsubota Nobutaka (di film namanya berubah jadi Tsubota Yoshitaka) selama 1,5 tahun.  Dengan bantuan Google, saya akhirnya menemukan wajah si novelis sekaligus guru bimbingan belajar tersebut sbb :

tsubota nobutaka (ameblo.jp)
tsubota nobutaka (ameblo.jp)
Sayangnya sampai sejauh ini saya belum menemukan profil Kobayashi Sayaka yang pernah menjadi muridnya.  Saya hanya menemukan satu twit dari akun @JapanFilmFest yang menyebutkan bahwa Kobayashi Sayaka saat ini berusia 26 tahun.

twit dari @japanfilmfest (screenshot)
twit dari @japanfilmfest (screenshot)
Twitnya dapat dilihat di sini.

Oke, kembali ke film.

Di ‘Flying Colors’, tergambar adegan dimana Sayaka berusaha keras membagi waktu antara belajar dengan menemani sahabat-sahabatnya bersenang-senang.  Saking lelahnya, Sayaka beberapa kali tertidur.  Ini yang akhirnya menyadarkan sahabat-sahabat Sayaka dan membuat mereka mengambil keputusan untuk sementara menjauh dari Sayaka.

“Apakah kalian membenciku?” tanya Sayaka cemas saat mendengar keputusan teman-temannya.

“Tentu tidak, bukan seperti itu.  Kami hanya ingin agar kau bisa meraih cita-citamu masuk Universitas Keio.  Kami tidak ingin kau gagal, kami juga ingin sepertimu, suatu saat menemukan tujuan.  Kamu keren!” ujar sahabat-sahabatnya, dan Sayaka pun menangis.

Ada juga adegan yang sangat menggelitik bahkan mungkin agak keterlaluan menurut budaya Indonesia.  Sayaka dan sahabat-sahabatnya membuat sebuah taruhan dengan guru sekolah Sayaka yang terus mengejek bahwa tidak mungkin siswi bodoh tersebut bisa lulus ujian masuk Universitas Keio.

Apa taruhannya?  Tonton saja sendiri hehehe…

Di IMDb, ‘Flying Colors’ yang disutradarai Nobuhiro Doi dan berdurasi sekitar 117 menit ini mendapat rating 7.4.  Film ini juga menggondol setidaknya 2 penghargaan untuk kategori Newcomer of The Year di Award of The Japanese Academy 2015 yang dianugerahkan pada Kasumi Arimura sebagai pemeran utama dan kategori Best Supporting Actress di Hochi Film Award 2015 yang dianugerahkan pada Yo Yoshida, pemeran ibu Sayaka.

“Ini adalah jalan yang selalu kuperjuangkan dan kupercayai” (Tsubota sensei)

Nah, selamat menonton dan sebaiknya perhatikan bahwa beberapa pihak mengelompokkan ‘Flying Colors’ ke film dengan batasan umur 15+, kemungkinan karena di awal film Sayaka tampil cukup seksi.

Referensi & Tautan Luar :

  1. Flying Colors, IMDb
  2. Flying Colors, AsianWiki
  3. Flying Colors, Japanese Film Festival
  4. Universitas Keio, Wikipedia
  5. Koshien, Wikipedia

Tulisan ini dipublish pertamakali di blog.ryanmintaraga.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun