Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

VR Headset, Ekspektasi yang Terlalu Tinggi?

7 Maret 2017   20:13 Diperbarui: 7 Maret 2017   20:22 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
vr headset (image: techspot.com)

Coba ketikkan ’360 video’ di Youtube (tanpa tanda petik) kemudian rasakan bedanya antara menonton menggunakan VR Headset dan tidak.

Sudah dapat bedanya?

Ya, dengan menonton menggunakan VR Headset, kita mendapatkan ruang pandang seperti dunia nyata.  Jika itu video konser, jika terus menatap ke depan kita mungkin melihat aksi panggung, menggerakkan kepala ke belakang kita akan melihat penonton, menggerakkan kepala ke atas kita kita akan melihat langit, menggerakkan kepala ke bawah kita mungkin melihat kabel-kabel terulur di lantai panggung, menggerakkan kepala ke kiri dan kanan kita mungkin akan melihat lampu panggung.

Bahkan dengan kata kunci yang tepat, kita bisa menonton konten yang menjual keseksian dalam format VR tentu saja.

Pengalaman baru dalam menonton?  Pasti.

Menarik?  Mungkin.

Selain itu tersedia beberapa aplikasi di Google Play yang menggunakan VR seperti Roller Coaster, InMind, Sea World, Car, Deep Space Battle, Lamper, dll.  Kebanyakan aplikasi tersebut ‘menjual’ aspek visual yang diharapkan terasa nyata.  Ada juga beberapa game yang menggunakan teknologi virtual reality meski mungkin belum optimal karena saya rasa masih dibutuhkan perangkat lain agar permainan benar-benar terasa hidup, salah satunya adalah headphone – atau minimal earphone.  Dengan headphone, tentunya telinga kita akan tertutup dari suara-suara sekitar sehingga bisa lebih terbawa suasana dunia VR.

Selain itu ada perangkat yang dinamakan Bluetooth Controller, tapi jujur saya sendiri juga belum tahu pasti apa fungsinya.

Penutup

Akhirnya saya pribadi menilai ekspektasi saya sebelumnya tentang VR Headset terlalu tinggi – setidaknya untuk saat ini.  VR Headset memang menawarkan pengalaman baru dalam menonton video, tapi belum bisa membuat saya benar-benar terbawa ke dunia VR, bahkan saya merasa biasa saja saat menonton konten-konten horor yang disediakan.

Kemungkinan hal tersebut disebabkan selama menonton hanya kepala saya yang bergerak sementara anggota tubuh lain masih diam.  Karena itulah saya berpendapat bahwa butuh perangkat lain agar VR Headset bisa bekerja optimal menyeret penontonnya ke dunia realita virtual.

Tapi entahlah, mungkin saja pendapat saya berubah setelah menonton versi 360 dari Conjuring 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun