Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cek Penggunaan Bahasa Indonesia Kita di Sini!

24 Februari 2017   18:22 Diperbarui: 27 Februari 2017   02:00 2600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebetulnya menurut saya bahasa Indonesia bukan bahasa yang sulit, bisa dibilang tidak ada perbedaan antara penulisan dengan pengucapan.  Sepanjang pengetahuan saya tidak banyak homofon, homograf, dan homonim dalam bahasa Indonesia.

Dengan kemudahannya itu, ternyata beberapa kali saya sendiri masih salah menulis.

Lewat tulisan ini saya hanya ingin berbagi beberapa kesalahan penulisan yang sering dijumpai dalam bahasa Indonesia, kesalahan tersebut umumnya karena kata yang dimaksud merupakan serapan dari bahasa asing.  Harapannya tentu saja setelah ini kita – termasuk saya sendiri - bisa meminimalisir kesalahan yang biasanya kita lakukan.  Rujukan yang digunakan adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi daring (online) yang beralamat di http://kbbi.web.id.

Mari kita mulai!

KATA TIDAK BAKU DAN BAKU

Berikut adalah beberapa contoh kata yang tidak baku dan baku.  Kata yang tidak baku (salah) ditulis di sebelah kiri sementara kata yang baku (benar) ditulis di sebelah kanan.

  1. Aktifitas : aktivitas
  2. Amuba : ameba
  3. Analisa : analisis
  4. Antri : antre
  5. Azas : asas
  6. Cabe : cabai
  7. Da’i : dai
  8. Do’a : doa
  9. Hadang : adang
  10. Hembus : embus
  11. Himbau : imbau
  12. Hisap : isap
  13. Ijin : izin
  14. Jendral : jenderal
  15. Jenius : genius
  16. Jum’at : jumat
  17. Lembab : lembap
  18. Lobang : lubang
  19. Milyar : miliar
  20. Mushola : musala
  21. Nafas : napas
  22. Nampak : tampak
  23. Nasehat : nasihat
  24. Nekad : nekat
  25. Nopember : November
  26. Obyektif : objektif
  27. Pasiv : pasif
  28. Pebruari : februari
  29. Ramadhan : ramadan
  30. Resiko : risiko
  31. Propinsi : provinsi
  32. Sholat : salat
  33. Sholawat : selawat
  34. Standarisasi : standardisasi
  35. Terpercaya : tepercaya

Masih banyak lagi contoh lainnya, netter bisa memeriksanya sendiri di situs KBBI.

Terus terang, beberapa kata baku di atas cukup mengejutkan saya karena berarti selama ini saya salah menulis.  Kata ‘genius’ contohnya, saya pikir bentuk bakunya adalah ‘jenius’, ternyata saya salah.

Sedikit informasi, ‘napas’ ternyata homonim yaitu kata yang memiliki makna berbeda namun memiliki penulisan dan pengucapan yang sama.

napas1/na·pas/ n udara yang diisap melalui hidung atau mulut dan dikeluarkan kembali dari paru-paru: -- nya sesak; -- nya senin kamis, cak sulit bernapas; tersengal-sengal; mengap-mengap (seperti orang yang hampir mati);

napas2/na·pas/ a kuning kemerah-merahan (tentang warna bulu, terutama kuda)

Oke lanjut.

KATA-KATA YANG MIRIP NAMUN BEDA ARTI

Apakah ‘amblas’ dan ‘ambles’ memiliki arti yang sama?  Bagaimana dengan ‘tekad’ dan ‘tekat’ atau ‘apak’ dan ‘apek’?

Berikut adalah beberapa kata yang mirip namun ternyata memiliki arti yang berbeda, sila tambahkan apabila netter punya kata-kata lain.  Cara membaca kata-kata di bawah ini sudah disertakan pula di situs KBBI, terutama untuk kata yang mengandung huruf ‘e’.

  1. Amblas : hilang, lenyap
  2. Ambles : turun (ke dalam tanah), tenggelam
  3. Tekad : kemauan (kehendak) yang pasti, kebulatan hati, iktikad
  4. Tekat : bordir, sulaman, sujian
  5. Apak : berbau tidak sedap karena telah lama disimpan dan sudah berjamur
  6. Apek : kata untuk menyapa orang tua, tuan
  7. Sendawa : bahan kimia kalium nitrat (KNO3)
  8. Serdawa : bunyi yang keluar dari kerongkongan

Nah, ternyata kita mesti berhati-hati dalam menulis supaya tidak ada kesalahpahaman.

Lanjut.

PENULISAN ANGKA

Jujur saja, beberapa kali saya melakukan kesalahan dalam penulisan angka.  Beruntung saya menemukan beberapa artikel yang berhubungan dengan penulisan angka dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

  1. Angka belasan, puluhan, ratusan, dsb ditulis terpisah.
    Contoh: tiga belas, lima puluh, tujuh ratus.
  2. Angka atau bilangan yang terletak di awal kalimat harus ditulis dalam bentuk kata, adapun angka atau bilangan yang terletak di tengah-tengah kata boleh ditulis dalam bentuk angka.
    Contoh:
    Tiga puluh delapan tahun usiaku kini.
    Aku sekarang berusia 38 tahun.
  3. Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam kalimat.
    Contoh: Aku membeli buku seharga 2 juta rupiah.
  4. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
    Romawi berkuasa di Eropa pada abad ke VIII.
    Edison menemukan lampu pijar pada abad ke-18.
    Pada akhir abad kesembilan belas manusia akan mengalami revolusi spiritual.
  5. Penambahan akhiran –an pada bilangan dapat dilakukan.
    Contoh: tahun 1980-an, uang receh 500-an, dll.

PENULISAN BENTUK TERIKAT

Karena kelenturannya, bahasa Indonesia dapat digabungkan dengan berbagai imbuhan seperti ‘non’, ‘anti’, ‘antar’, ‘baku’, ‘pasca’, ‘maha’, dsb.  Sepanjang yang saya tahu, pembentukan kata baru dengan imbuhan seperti itu harus ditulis serangkai (tidak terpisah), misalnya:

  1. Nonblok (tidak bergabung dalam blok tertentu).
  2. Antitesis (pertentangan yang benar-benar, pengungkapan gagasan yang bertentangan dalam susunan kata yang sejajar seperti dalam semboyan “Merdeka atau Mati”).
  3. Antarbangsa (antara bangsa yang satu dan yang lain, antara beberapa bangsa).
  4. Bakuhantam (saling menghantam, berkelahi).
  5. Pascaproduksi (berhubungan dengan masa selesai memproduksi sesuatu).
  6. Mahakarya (karya besar, karya gemilang)

Apabila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, di antara kedua kata tersebut dibubuhkan tanda penghubung (-), misalnya:

  1. Non-Indonesia
  2. Anti-Arab
  3. Pro-Israel

Untuk imbuhan ‘maha’, apabila digunakan untuk Tuhan, maka ditulis dengan huruf besar, misalnya: Tuhan Yang Mahatahu, Mahasuci, Mahakuasa, namun untuk kata ‘esa’ tetap ditulis terpisah yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Nah, itulah sebagian pedoman penulisan kata dalam bahasa Indonesia yang saya temukan dan bagikan kali ini.  Semoga bermanfaat!

Rerefensi dan Tautan Luar:

  1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
  2. Daftar Kosakata Bahasa Indonesia yang Sering Salah Dieja, Wikipedia
  3. Pembentukan Kata dengan Unsur Lain (I), INJCC
  4. Contoh Kalimat Homograf, Homonim, dan Homofon, Belajar Bahasa Indonesia
  5. Panduan Penulisan Angka dalam Bahasa Indonesia, Ensiklo

Tulisan ini dipublish pertamakali di blog.ryanmintaraga.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun