Nah, ternyata kita mesti berhati-hati dalam menulis supaya tidak ada kesalahpahaman.
Lanjut.
PENULISAN ANGKA
Jujur saja, beberapa kali saya melakukan kesalahan dalam penulisan angka. Beruntung saya menemukan beberapa artikel yang berhubungan dengan penulisan angka dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
- Angka belasan, puluhan, ratusan, dsb ditulis terpisah.
Contoh: tiga belas, lima puluh, tujuh ratus. - Angka atau bilangan yang terletak di awal kalimat harus ditulis dalam bentuk kata, adapun angka atau bilangan yang terletak di tengah-tengah kata boleh ditulis dalam bentuk angka.
Contoh:
Tiga puluh delapan tahun usiaku kini.
Aku sekarang berusia 38 tahun. - Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam kalimat.
Contoh: Aku membeli buku seharga 2 juta rupiah. - Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
Romawi berkuasa di Eropa pada abad ke VIII.
Edison menemukan lampu pijar pada abad ke-18.
Pada akhir abad kesembilan belas manusia akan mengalami revolusi spiritual. - Penambahan akhiran –an pada bilangan dapat dilakukan.
Contoh: tahun 1980-an, uang receh 500-an, dll.
PENULISAN BENTUK TERIKAT
Karena kelenturannya, bahasa Indonesia dapat digabungkan dengan berbagai imbuhan seperti ‘non’, ‘anti’, ‘antar’, ‘baku’, ‘pasca’, ‘maha’, dsb. Sepanjang yang saya tahu, pembentukan kata baru dengan imbuhan seperti itu harus ditulis serangkai (tidak terpisah), misalnya:
- Nonblok (tidak bergabung dalam blok tertentu).
- Antitesis (pertentangan yang benar-benar, pengungkapan gagasan yang bertentangan dalam susunan kata yang sejajar seperti dalam semboyan “Merdeka atau Mati”).
- Antarbangsa (antara bangsa yang satu dan yang lain, antara beberapa bangsa).
- Bakuhantam (saling menghantam, berkelahi).
- Pascaproduksi (berhubungan dengan masa selesai memproduksi sesuatu).
- Mahakarya (karya besar, karya gemilang)
Apabila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, di antara kedua kata tersebut dibubuhkan tanda penghubung (-), misalnya:
- Non-Indonesia
- Anti-Arab
- Pro-Israel
Untuk imbuhan ‘maha’, apabila digunakan untuk Tuhan, maka ditulis dengan huruf besar, misalnya: Tuhan Yang Mahatahu, Mahasuci, Mahakuasa, namun untuk kata ‘esa’ tetap ditulis terpisah yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Nah, itulah sebagian pedoman penulisan kata dalam bahasa Indonesia yang saya temukan dan bagikan kali ini. Semoga bermanfaat!
Rerefensi dan Tautan Luar:
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
- Daftar Kosakata Bahasa Indonesia yang Sering Salah Dieja, Wikipedia
- Pembentukan Kata dengan Unsur Lain (I), INJCC
- Contoh Kalimat Homograf, Homonim, dan Homofon, Belajar Bahasa Indonesia
- Panduan Penulisan Angka dalam Bahasa Indonesia, Ensiklo
Tulisan ini dipublish pertamakali di blog.ryanmintaraga.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H