Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyoal Sensor

20 Maret 2016   11:28 Diperbarui: 20 Maret 2016   11:48 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="ilutrasi (soompi)"][/caption]

Saya tidak tahu apakah kontroversi soal sensor terhadap tayangan yang memperlihatkan sebagian anatomi tubuh perempuan masih berlangsung saat ini karena saya sudah lama tidak menonton saluran televisi nasional.  Satu-satunya info yang saya dapat berasal dari putri sulung saya (11 tahun) yang bilang seperti ini, “Ayah, kartun kan sekarang disensor.  Masa’ Barbie (yang setting ceritanya di pantai sehingga si Barbie mengenakan bikini) disensor,” lanjutnya seraya bersungut-sungut.  Matanya membelalak semakin lebar ketika saya beritahu bahwa katanya tokoh Sandy Cheek – si tupai di serial kartun Spongebob Squarepants pun disensor.

Kembali ke masa 19 tahun lalu sekitar tahun 1997.  Saat itu status saya adalah karyawan baru di sebuah stasiun televisi swasta.  Posisi saya adalah Video Editor.

Sebagai editor yang baru masuk, bulan pertama saya ditempatkan di offline editing yang lebih simpel peralatannya dibanding online editing (yang biasanya jadi tempat syuting film-film fiksi ilmiah karena terkesan canggih).

Begini sedikit penampakan mesin-mesin di ruang online editing :

[caption caption="rupa mesin online editing, canggih (dokpri menggunakan sony dsc p32)"]

[/caption]

[caption caption="rupa mesin online editing, canggih (dokpri menggunakan sony dsc p32)"]

[/caption]

Oke, kembali ke topik.

Salah satu job desc editor di offline editing adalah sensor.  Di sini editor ‘hanya’ menjalankan tugasnya mengikuti kewenangan yang dimiliki seorang PD Sensor.  Ia (PD Sensor) yang menentukan bagian-bagian mana yang harus disensor.

Namun meski namanya ‘sensor’, yang kami lakukan adalah membuang adegan-adegan yang dinilai provokatif dalam sebuah tayangan.  Adegan-adegan yang tidak lolos tayang biasanya sbb :

  1. Orang merokok, apabila tayangan tersebut akan diputar sebelum jam 10 malam. Ini terkait dengan aturan pembatasan jam tayang iklan rokok.  Iklan rokok hanya boleh diputar lewat jam 10 malam, begitu juga adegan orang merokok – termasuk asapnya.
  2. Adegan kekerasan yang digambarkan secara vulgar misalnya penusukan berkali-kali, menunjukkan bagian tubuh yang terpotong, darah muncrat, dll yang bersifat brutal. Poin ini jadi prioritas utama apabila tayangan tersebut akan diputar di jam-jam makan, ditambah hal-hal yang dianggap menjijikkan pun bakal dibuang.  Ada yang siap makan siang sambil disuguhi tayangan tentang ingus?  Selamat membayangkan.
  3. Kata-kata berupa makian, baik lokal maupun internasional. Untuk tayangan lokal, kata-kata seperti ‘tai’ dan ‘bangsat’ sudah pasti akan dihilangkan atau diganti dengan tune yang umumnya berbunyi ‘tit’ atau ‘tut’ – entahlah.  Sementara untuk bahasa asing, saya rasa jelas, adegan orang mengacungkan jari tengah - kiri maupun kanan, pokoknya jari tangan - sambil mengucap [tiiit – sensor] sudah pasti akan dipenggal.
  4. Adegan seksual dan yang menjurus ke arah seksual – baik berupa kata-kata, bunyi-bunyian, bahasa tubuh, maupun adegan kissing.

SENSOR, SENSOR!

Nah, untuk poin 1 sampai 3 batasannya cukup jelas, beda dengan poin 4 karena parameternya subjektif.  Untuk beberapa PD Sensor, adegan kissing masih ditoleransi apabila sekadar kecupan ringan, “cup!”, sementara beberapa orang lagi cukup keras aturannya, “Pokoknya nggak boleh ada orang ciuman.  Titik!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun