Berikutnya, kita bisa chatting ataupun melakukan WhatsApp Call - tentunya selama terhubung ke internet. Dengan WhatsApp Call, kita jadi nelpon tanpa pulsa :)
Facebook Messenger
Ini di luar dugaan, siapa sangka bahwa Facebook Messenger (selanjutnya disebut Messenger saja) ternyata ada peminatnya. Masuk akal sih, karena hampir semua orang punya akun Facebook dan mengakses jejaring sosial ini setiap waktu.
Sedikit nostalgia, dulu sebenarnya Messenger sudah terintegrasi penuh saat kita menginstal Facebook untuk smartphone. Tapi entah kenapa pihak Facebook kemudian memisahkan Messenger sehingga terkesan 'memaksa' penggunanya untuk menginstal aplikasi tersebut.
Awal-awal saya sempat bertahan tidak menginstal Messenger karena gangguan chat head (ikon bulat bergambar foto profil dari si pengirim pesan) setiap kali ada pesan ke inbox saya - dan ikon tersebut tidak akan hilang sebelum kita menghapusnya.
[caption caption="chat head (sumber : kenh14.vn)"]
Untungnya gangguan chat head ini bisa dihilangkan dengan sedikit mengubah setting-nya sehingga kini Messenger terpasang di smartphone saya.
Penutup
Dari dua PIN BBM yang saya miliki (satu di perangkat BlackBerry, satu lagi di perangkat Android), salah satu diantaranya sudah non-aktif.  Kini hampir semua aktivitas chat saya berlangsung di WhatsApp, mungkin karena sinkronisasi otomatis dengan phonebook sehingga memudahkan siapapun yang punya nomor ponsel saya untuk langsung mengirim pesan via WhatsApp (WA).
Bahkan di WA saya ada 2 grup yang berkaitan dengan pekerjaan.
Jadi, apa kabar BlackBerry Messenger?
Referensi & Tautan Luar :
- Aplikasi Chatting Terbaik di Indonesia? LINE, WhatsApp, atau BBM?
- How Japan’s Most Popular Messaging App Emerged From The 2011 Earthquake